JAKARTA - Presiden Bolivia Jeanine Anez jadi bagian dari 12 juta orang di dunia yang mengidap COVID-19. Anez mengunggap hal itu lewat kicauan di Twitter. Ia mengaku dalam kondisi baik dan akan terus bekerja walaupun dalam isolasi mandiri.
Sebelumnya, Anez telah melakukan tes, mengingat banyak di antara anggota tim presiden yang jatuh sakit. Apalagi, setidaknya tujuh menteri, termasuk Menteri Kesehatan Bolvia, telah dinyatakan positif dan sedang menjalani perawat untuk memulihkan diri di rumah.
Anez berpesan kepada warga Bolivia untuk terus bekerja sama melalui fase-fase sulit pandemi COVID-19. "Bersama-sama kita akan keluar dari ini," katanya.
"Saya merasa baik, saya merasa kuat, saya akan terus bekerja dari isolasi, dan saya ingin berterima kasih kepada semua warga Bolivia yang bekerja untuk membantu kami dalam krisis kesehatan ini," tambahnya.
He dado positivo a Covid19, estoy bien, trabajaré desde mi aislamiento. Juntos, vamos a salir adelante. pic.twitter.com/oA4YVYlZFa
— Jeanine Añez Chavez (@JeanineAnez) July 9, 2020
Sementara itu, Bolivia akan mengadakan pemilihan umum --yang sempat tertunda karena COVID-19-- pada 6 September. Pemilihan umum Bolivia akan digelar di tengah memanasnya situasi politik.
Oktober lalu, Bolivia digoyang gejolak politik akibat sengketa pemilihan umum. Unjuk rasa besar-besaran terjadi dan berujung pada penggulingan Presiden Evo Morales yang tengah tengah berkuasa saat itu.
Anez sendiri merupakan mantan senator konservatif yang mengambil peran menduduki kursi presiden sementara karena kekosongan politik. Awalnya dia tak ingin mencalonkan diri untuk jabatan penuh. Namun, perlahan-lahan dirinya mulai tertarik memimpin Bolvia dalam waktu yang panjang.
BACA JUGA:
Terkait status positif Anez, dukungan datang dari kandidat pesaing dan mantan Presiden Jorge Tuto Quiroga. Dirinya mengatakan Anez sangat butuh berada dalam kesehatan penuh untuk bekerja menuju transisi demokrasi.
Sejauh itu, para pemimpin dunia mulai berjatuhan gara-gara tertular COVID-19. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, misalnya, pernah menghabiskan tiga hari dalam perawatan intensif sakit dengan COVID-19.
Pun baru-baru ini, Presiden Brasil, Jair Bolsonaro mengonfirmasi pada hari Rabu lalu, 8 Juli, bahwa ia telah dites positif. Sejauh ini Bolivia telah mengonfirmasi 42.984 kasus penularan COVID-19. Di antara itu, terdapat 1.557 kasus meninggal dunia.