Tak Yakin Akan Khasiatnya, DPR Cecar Mentan Syahrul Yasin Limpo Soal Kalung Anti COVID-19
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. (Foto: Twitter @Syahrul_YL)

Bagikan:

JAKARTA - Kalung antivirus corona yang menjadi produk buatan Balitbangtan Kementerian Pertanian (Kementan) menjadi perbincangan dalam dapat kerja Komisi IV DPR. Anggota yang hadir mempertanyakan produk tersebut kepada Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang hadir di dalam rapat tersebut.

Anggota Komisi IV Mindo Sianipar dari fraksi PDIP mengaku, tidak begitu yakin bahwa kalung tersebut memiliki khasiat yang manjur untuk membunuh virus COVID-19. Mindo mengingatkan, Kementan untuk berhati-hati karena dalam menyampaikan informasi kepada publik.

"Nanti buat statement, nanti di-bully. Seperti sekarang ini Bapak mendapatkan informasi dari staf Bapak, apa itu kalung antivirus itu. Secara teknologi, tidak yakin saya itu Pak terkait teknologi antivirusnya itu," tuturnya, dalam rapat dengar pendapat dengan Kementerian Pertanian, Selasa, 7 Juli.

Mindo mengatakan, agar Kementan tidak terburu-buru mempromosikan produk aromaterapi eucalyptus buatan Balitbang Kementan dengan berlebihan.

"Jadi kalau Bapak pakai itu sekarang, itu mohon televisi jangan di-shoot itu. Nanti masyarakat jadi berlomba-lomba memakai itu, karena menterinya pakai itu," katanya.

Mindo beralasan, permintaannya ini berangkat dari belum adanya bukti bahwa produk tersebut memang terbukti manjur.

"Padahal belum tahu kita ini. Jadi jangan dulu lah yang begituan itu. Maaf nih teman-teman dari Balitbangtan harus lebih selektif menyampaikan itu," jelasnya.

Sementara itu, rekan sefraksi Mindo, Charles Melkiansyah mengatakan, inovasi yang dibuat Kementan perlu dilakukan bukti dan riset yang lebih mendalam lagi supaya masyarakat percaya akan khasiat yang terkandung di dalam eucalyptus.

"Catatan kami yang juga sangat penting dan perlu, Pak Menteri jangan terlalu banyak mengambil tenaga di sini kemudian tupoksinya jadi lupa. Temuan Litbang soal kalung ini ke depan agar bisa dikolaborasikan dengan lembaga riset lainnya seperti LIPI, Kementerian Kesehatan dan universitas-universitas nasional. Saya ingin ada tek-tok yang jelas, ada bentuk kerjasama yang jelas," ucapnya.

Bukan Tupoksi Kementan

Senada, Suhardi Duka dari fraksi Demokrat menegaskan, dirinya menghargai niat baik Kementan. Hanya saja, terkait hal ini dia mengingatkan tupoksi Kementan yang seharusnya tidak fokus urus kesehatan.

"Ini sama halnya saya kira kalau obat-obatan harus masuk dalam uji klinis, farmasi dan sebagainya, saya kira adalah tupoksi Kemenkes. Kalau Kemenkes yang mengungkapkan bahwa ini bernilai obat saya kira nilai percayanya sangat tinggi," urainya.

Ahmad Ali dari fraksi Nasdem menyayangkan temuan ini justru menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat. Karena itu, ia mengingatkan agar komunikasi publik Kementan terkait hal ini diperbaiki.

"Mungkin untuk masukan dari saya, narasi yang dibangun dari Kementan ini lebih disamakan sehingga kemudian tidak menimbulkan kegaduhan. Saya mungkin lebih telat menyampaikan ini kalung kesehatan atau apa pun namanya. Sehingga kemudian orang tidak terjebak," ujarnya.

Apalagi, kata Ali, saat ini dunia belum satu pun berani mengklaim bahwa menemukan penelitian yang berhasil mengendalikan atau membunuh virus corona.

Dalam beberapa waktu ke belakang, ramai diperbincangkan produk aromaterapi antivirus corona berbasis tanaman eucalyptus. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) mengklaim, yang membuatnya.

Adapun, produk ini dikemas dalam beragam bentuk seperti kalung inhaler, roll on, salep, balsem, dan diffuser.