Azas Tigor: Rombongan Orang Miskin yang Mau Divaksin Dihadang Oknum Dishub Lalu Minta Rp500 Ribu
Foto yang didapat VOI dari WAG Azas Tigor, Terkait Oknum Dishub Palak Sopir Bus

Bagikan:

JAKARTA - Sebuah bus berisi rombongan warga miskin yang akan ikut vaksin dikabarkan dicegat oknum petugas Dishub DKI di depan ITC Cempaka Mas, Jakarta Pusat. Rombongan itu hendak divaksin di Sheraton Media Hotel Jalan Gunung Sahari, Sawah Besar.

Ketua Forum Warga Jakarta (FAKTA) Azas Tigor Nainggolan mengatakan, rombongan itu diperas dua oknum petugas Dishub yang mencegat.

"Kedua petugas Dishub Jakarta itu memaksa meminta uang sebesar Rp500.000. Jika si sopir tidak memberi yang Rp500.000 kepada petugas, maka bus akan ditarik (di derek) oleh dishub Jakarta," ujarnya dalam surat terbukanya yang beredar di Whatsapp Group (WAG), Selasa 7 September.

Sopir bus itu akhirnya memberikan uang Rp500.000 sesuai permintaan dua petugas Dishub tersebut. Padahal, kata dia, penumpang bus sudah menjelaskan dan memberitahu bahwa rombongan adalah warga miskin yang hendak vaksin. Tetapi kedua petugas dishub Jakarta tersebut tidak peduli dan tetap memaksa memeras sopir sebesar Rp500.000.

"Pemerasan ini jelas melanggar hukum dan harus mendapatkan sanksi tegas dari Pemprov Jakarta. Jelas pemerasan ini sangat memalukan dan melukai hati orang miskin karena dilakukan secara terbuka di depan rombongan warga miskin," katanya.

Dia meminta Kadishub DKI Syafrin Lipunto menindak tegas dua anak buahnya itu. Sebab, dugaan pemerasan itu, kata dia, sangat memalukan lantaran dilakukan di depan warga miskin yang hendak divaksin.

"Tindakan tegas harus dilakukan secara transparan dan kami diikutsertakan sebagai saksi bahwa tindakan tegas sudah dilakukan dan diberikan kepada petugas Dishub Jakarta yang melakukan pemerasan kepada sopir bus kami," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Lipunto berjanji akan menindaklanjuti informasi itu.

"Saya segera lakukan pengecekan terhadap laporan ini, mas," ujarnya.

Terpisah, Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Rudi Saptari mengatakan, dugaan pemerasan itu berada dalam penanganan Suku Dinas Perhubungan Jakarta Pusat.

"Sudinhub Pusat dan Bidang Dalops (yang punya bagian urusan)," katanya.