JAKARTA - Sejak musim kemarau, kualitas air di Kali Krukut, sungai yang megalir dari Situ Citayam menuju Kanal Banjir Barat, mengalami mengalami penurunan kualitas.
Hal ini diakibatkan peningkatan kadar amonia. Kadar amonia yang tinggi bisa menjadi indikasi adanya pencemaran bahan organik yang berasal dari pembuangan limbah domestik atau industri.
Direktur Utama Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya Priyatno Bambang Hernowo menyebut, meningkatnya amonia disebabkan menurunnya kuantitas air yang mengalir.
"Sebenarnya kuantitasnya sama. Kalau tidak kemarau kan kondusif. Cuma, karena kemarau, jadi airnya menjadi sedikit. Jadi, kadar amonianya meningkat sampai angka 3," kata Priyatno saat dihubungi VOI, Jumat, 3 Juli.
"Kalau amonia sampai 3, proses untuk pengolahannya waktunya lebih lama. Sehingga, kuantitas air bersih yang dihasilkan akan turun secara kapasitas, dari 400 liter per detik ini jadi 200 liter per detik," lanjut dia.
Kualitas air baku dari Kali Krukut yang masih belum memenuhi standar, kata Priyatno, akan mengakibatkan suplai air bersih dari IPA Cilandak ke pelanggan berpotensi terganggu.
BACA JUGA:
Adapun wilayah yang terkena dampak adalah Ragunan, Pasar Minggu, Manggarai Selatan, Kalibata, Gandaria Utara, Tebet Timur, Kebon Baru, Manggarai, Menteng Dalam, Cilandak Barat, Lebak Bulus, dan Melawai.
Kemudian, terdampak juga ke wilayah Pejaten Barat, Cipete Selatan, Kebagusan, Tanjung Barat, Pondok Pinang, Pela Mampang, Bukit Duri, Pejaten Timur, Pulo, Tebet Barat, Rawa Jati, Gandaria Selatan, dan Petogogan.
Untuk mengatasi hal ini, Satuan Tugas (Satgas) Air Bersih PAM Jaya menambahkan suplai air tambahan dari IPA Pejompongan dan Pesanggarahan menuju IPA Cilandak.
"Jadi, ada semacam subtitusi atau perubahan aliran. Ini yang saat ini sedang kita lakukan supaya tidak terjadi adanya short suplai. Karena, kan jaringannya harus diatur juga," ucap Prayitno.
Selama musim kemarau yang dimulai pada April lalu, Priyatno menyebut belum ada keluhan terkait sulitnya suplai air bersih. Namun, saat memasuki puncak musim kemarau pada Juli hingga Oktober, Satgas Air Bersih menyiapkan penanganan khusus.
"Jika kemarau berlarut, ada aliran tambahan dari sumur agar distribusinya tetap normal. Kalau ada keadaan emergensi, kita pakai mobil tangki air," tutup dia.