JAKARTA - Sejumlah pria bersenjata menyerang pusat rehabilitasi narkoba di Irapuato, Meksiko, Rabu, 1 Juli. Dalam insiden tersebut, tercatat 24 orang tewas. Tujuh lainnya mengalami luka-luka.
Kepolisian setempat menduga serangan itu berkaitan dengan perang antargeng kartel narkoba yang tengah memanas di Irapuato. Melansir Associated Press, para penyerang menembak semua orang di pusat rehabilitasi. Namun, kepolisian juga memastikan tak ada orang yang diculik.
Kepolisian setempat mengatakan, tiga dari tujuh yang terluka dilaporkan dalam kondisi serius. Bahkan, warga Irapuato dilanda kepanikan karena beredarnya foto-foto terkait gambaran suasana korban meninggal selepas dihujani oleh peluru.
Gubernur Irapuato Diego Sinhue Rodríguez Vallejo mengutuk keras penyerangan tersebut. Diego menuduh kartel narkoba sebagai dalang peristiwa.
“Saya sangat menyesal dan mengutuk peristiwa di Irapuato siang ini. Kekerasan yang dihasilkan oleh kejahatan terorganisir tidak hanya merenggut nyawa kaum muda, tetapi juga mengusik kedamaian dari keluarga di Guanajuato."
Serangan ke pusat rehabilitasi narkoba ini bukanlah yang pertama. Sejak peristiwa penyerangan yang menewaskan 19 orang di pusat rehabilitasi kota Chihuahua, Meksiko Utara pada 2010 lalu, lusinan serangan menyusul di pusat-pusat rehabilitasi lainnya. Geng kartel narkoba beranggapan kehadiran pusat rehabilitasi adalah salah satu tempat yang berpotensi memangkas pasar para pengedar narkotika.
Tak hanya itu, pusat rehabilitasi juga sering dijadikan sebagai tempat berlindung para pecancu dan pengedar narkoba bersembunyi dari rival mereka di Jalanan. Padahal, hal itu menjadikan pusat rehabilitasi sebagai target serangan dari geng kartel narkoba yang bersaing.
Belum lagi, perkara tuduhan para geng kartel yang secara paksa merekrut pecandu yang sumbuh di pusat rehabilitasi itu. Mereka yang bersedia berkerja sama akan dibiarkan hidup. Nahas, bagi mereka yang menolak, maka anggota geng kartel tak segan-segan untuk membunuh mereka.