JAKARTA - Mantan Menkopolhukam Wiranto mengaku dirinya siap dilantik sebagai salah satu Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Presiden Joko Widodo. Hal ini disampaikan dirinya saat berkunjung ke Kantor Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat sebelum dirinya beranjak ke Istana Kepresidenan.
"Berkat doa restu anda, saya kembali sehat, pulih. Siap bertugas, siap bekerja," kata Wiranto kepada wartawan, Jumat, 13 Desember sambil tersenyum dan tak menjawab maksud siap kerja yang disampaikannya.
Dia mengatakan, kondisinya sekarang sudah sehat setelah penusukan pada Oktober 2019 yang lalu. "Sekarang kan sudah ketemu anda, berarti sudah sehatkan," ujarnya sebelum naik ke dalam mobil Toyota Innova berwarna hitam dan menutup pintu mobil.
Wiranto bisa dibilang abadi. Siapapun Presiden di Indonesia, dia kerap berada di lingkaran penguasa. Bahkan, ketika demonstrasi 21-22 Mei yang lalu Wiranto sempat menjadi meme di media sosial Twitter dengan tulisan 'Tak Ada yang Abadi Kecuali Wiranto'.
Di masa pemerintahan era Soeharto, dia menjadi Panglima ABRI. Selepas itu, ia diangkat menjadi Menteri Koordinator Politik dan Keamanan di bawah kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Tak terdengar kabarnya di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Wiranto kemudian sempat menjadi Wantimpres di periode pertama pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.
Dia kemudian menggantikan Luhut Binsar Pandjaitan untuk menjadi Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) di Kabinet Kerja era Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla.
Diketahui, pelantikan Wantimpres ini bakal dilaksanakan pada Jumat, 13 Desember di Istana Kepresidenan. Hal ini sudah dikonfirmasi oleh Juru Bicara Kepresidenan Fadjroel Rachman.
"Besok siang (Jumat), rencananya pelantikan Wantimpres," ungkapnya kepada wartawan, Kamis, 12 Desember.
Selain Wiranto, sejumlah nama yang bakal dilantik sebagai pemberi pertimbangan bagi Presiden Jokowi adalah politikus senior PDI Perjuangan, Sidharto Danusubroto, politikus senior Partai Golkar Agung Laksono, pemilik Grup Mayapada Dato Sri Tahir, tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya alias Habib Luthfi, dan Komisaris Utama PT Mustika Ratu Tbk Putri Kus Wisnu Wardani.
Selain itu ada juga nama politikus senior PPP Mardiono Bakar, pengusaha Arifin Panigoro, serta politikus senior NasDem Siswono Yudohusodo yang menggantikan Ketua Umum Partai Hanura, Oesman Sapta Odang.