Bagikan:

JAKARTA - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menilai vaksinasi di pesantren menjadi salah satu bagian strategis dalam mempercepat target vaksinasi yang dicanangkan pemerintah, yakni dua juta dosis per hari.

"Saya mengajak kiai, santri, pesantren, serta tokoh agama, lembaga keagamaan, dan seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama sukseskan vaksinasi," katanya saat memberikan sambutan dalam peluncuran program "Tiga Juta Pesantren Jawa Barat Siap Divaksin" dikutip Antara, Sabtu, 14 Agustus.

Program "Tiga Juta Pesantren Jawa Barat Siap Divaksin" yang diinisiasi Kantor Wilayah Kementerian Agama dan Pemprov Jawa Barat itu telah dimulai pada hari ini.

Menurut dia, pesantren dapat mempercepat target vaksinasi yang diusung pemerintah, sebab pesantren merupakan sebuah ekosistem. Selain kiai, ustadz, dan santri, tercakup di dalamnya juga masyarakat sekitar pesantren.

"Jika vaksin diberikan ke pesantren, maka secara ekosistem juga akan terbantu," kata dia.

Dia berharap, para tokoh agama ikut memberikan penjelasan ke masyarakat tentang maksud, tujuan, dan pentingnya vaksinasi.

Sebab, katanya, hingga saat ini masih ada sebagian masyarakat yang menolak vaksin dengan berbagai alasan.

"Kita berharap semua mengambil peran menjelaskan. Masyarakat menolak karena mereka mungkin belum memahami. Para tokoh agama diharapkan memberikan pencerahan," katanya.

Yaqut juga mengingatkan masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dan disiplin 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas) setelah divaksin.

"Jangan berkerumun di lokasi vaksinasi. Pastikan disiplin 5M, gunakan masker dan cuci tangan. Tetap prokes dijaga," kata dia.

Kakanwil Kemenag Jabar Adib mengatakan vaksinasi santri sangat strategis, sebab santri adalah generasi muda yang siap berada di garda terdepan untuk menyelamatkan NKRI.

Santri, kata dia, menjadi benteng pertahanan dalam menghadapi gempuran COVID-19.

"Saat santri siap divaksin, insyaallah masyarakat luas akan lebih siap lagi," katanya.

Dari data yang diperolehnya, ada sekitar tiga juta santri yang menuntut ilmu di sejumlah pesantren di Jawa Barat. Maka program vaksinasi ini dianggap rasional dalam upaya mempercepat pembentukan kekebalan kelompok.

"Santri yang tercatat Kemenag (Jabar, red.) mencapai 3.120.000. Ini masih ada sejumlah pesantren yang belum tercatat," kata dia.