JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IX DPR Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan kesadaran masyarakat untuk mendapatkan vaksin COVID-19 saat ini makin meningkat jika dibandingkan beberapa waktu lalu. Hanya saja, peningkatan ini berbanding terbalik dengan ketersediaan stok vaksin di Tanah Air.
"Saya lihat sekarang ini bukan pada persoalan masyarakat mau tidak mau (divaksin COVID-19, red). Sudah banyak yang mau sekarang tapi stok vaksin kita memang harus didatangkan lebih cepat," kata Melki dalam diskusi daring bertajuk Evaluasi Efektivitas PPKM Darurat Dalam Penanganan Pandemi COVID-19 yang ditayangkan di YouTube ILUNI UI, Sabtu, 7 Agustus.
Menurutnya, pemerintah memang terus mendatangkan stok vaksin COVID-19 termasuk dalam bentuk bahan baku atau bulk. Hanya saja, pengelolaan bulk vaksin di PT Bio Farma ternyata butuh waktu sehingga tidak bisa segera disebarkan ke berbagai wilayah.
BACA JUGA:
Melki juga menyinggung masih banyak vaksin COVID-19 yang ternyata tidak langsung disuntikkan tapi ditahan dulu oleh pemerintah daerah setempat. Sehingga, masyarakat yang ingin mendapatkan vaksinasi terpaksa gigit jari.
"Biasanya (vaksin, red) sampai ke daerah itu pemda simpan dulu baru disuntikkan setelah ada momen tertentu. Sehingga vaksin di daerah itu menumpuk bahkan sampai 18 juta kalau saya tidak salah yang kemudian disuruh suntikkan," ungkapnya.
Atas alasan inilah, dirinya menilai pemberian vaksinasi COVID-19 terhadap masyarakat bukanlah hal yang mudah. Tapi dengan dibantu oleh berbagai pihak seperti TNI dan Polri, serta pihak terkait dia yakin pemberian vaksin bisa dilaksanakan lebih cepat.
Politikus Partai Golkar ini juga meminta pemerintah bisa segera mendatangkan vaksin lebih banyak supaya masyarakat bisa disebarkan ke daerah yang membutuhkan.
"Stok vaksin kita harus kita datangkan lebih cepat, persiapkan dengan baik, dan bisa segera kita sebar," tegas Melki.
Sebagai informasi, data Kementerian Kesehatan per 6 Agustus kemarin mencatat sebanyak 49.391.058 orang yang telah mendapatkan vaksinasi COVID-19 dosis pertama dan 22.891.824 orang menjalani vaksinasi dosis kedua. Sedangkan target sasaran penerima vaksinasi di Indonesia sebanyak 208.265.720 orang.