Bagikan:

YOGYAKARTA - Satgas Penanganan COVID-19 Yogyakarta kini fokus pada upaya menurunkan mobilitas warga di permukiman yang dinilai belum turun secara optimal selama PPKM. Mobilitas diduga menjadi salah satu penyebab masih munculnya kasus penularan COVID-19 di Yogyakarta.

“Penurunan mobilitas di permukiman baru mencapai 19 persen. Artinya angka mobilitas warga masih cukup signifikan, sehingga potensi penularan juga masih tinggi,” kata Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi dikutip Antara, Selasa, 3 Agustus.

Padahal, lanjut Heroe, potensi penularan COVID-19 saat ini lebih banyak terjadi di lingkungan keluarga dan perkantoran, sehingga langkah utama yang harus dilakukan adalah menurunkan mobilitas warga di permukiman.

Upaya untuk menurunkan mobilitas warga di permukiman dilakukan dengan meminta satgas di tingkat kelurahan atau posko setempat melakukan penyekatan jalan atau gang di kampung, khususnya untuk wilayah yang masuk zona oranye, merah atau wilayah yang mengalami pertumbuhan kasus COVID-19.

Berdasarkan data, kata Heroe, saat ini terdapat 235 RT di Kota Yogyakarta yang sudah melakukan penyekatan akses jalan keluar masuk.

Dengan melakukan penyekatan mobilitas sejak dari permukiman atau perkampungan, menurut dia, maka diharapkan potensi munculnya kasus baru dapat ditekan lebih cepat.

Perubahan strategi pengendalian kasus sejak dari hulu tersebut, lanjut Heroe, diharapkan dapat memberikan dampak pada berkurangnya beban fasilitas pelayanan kesehatan atau selter isolasi yang berada di sektor hilir. “Tidak lagi kewalahan menangani pasien,” katanya.

Selain dilakukan penyekatan akses masuk dan keluar, kata Heroe, juga dilakukan pemantauan terhadap pasien yang menjalani isolasi mandiri agar bisa melakukan isolasi dengan disiplin.

Pemantauan dilakukan oleh petugas dari puskesmas melalui WhatsApp dibantu gerakan "Sapa Aruh" dari tim PKK di wilayah setempat. "Jika ada keluhan kesehatan dari warga yang isoman bisa segera ditangani," katanya.

Untuk penyekatan di sejumlah ruas jalan pada perpanjangan PPKM Level 4 di Yogyakarta, tetap akan dilakukan untuk menurunkan tingkat mobilitas warga di tempat umum.

Sejak diberlakukan PPKM pada awal Juli hingga saat ini, tingkat mobilitas warga di jalan raya atau tempat umum berkurang hingga 50-60 persen.

“Untuk akses masuk kawasan Malioboro juga tetap dilakukan pembatasan akses. Penutupan dilakukan dari sore hingga pagi hari,” katanya.