Cerita Anies Soal Jerapah yang Tak Tertular Corona dari Harimau Positif COVID-19 di Ragunan karena Jaga Jarak
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (Foto: Instagram @aniesbaswedan)

Bagikan:

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membagikan cerita kunjungannya ke Taman Margasatwa Ragunan. Setelah menjenguk dua harimau sumatera bernama Hari dan Tino yang sempat positif COVID-19.

Anies mengunjungi kandang jerapah bernama Julang. Anies menyebut, kondisi Julang dalam keadaan sehat. Hewan berleher panjang ini tak ikut tertular COVID-19 karena selalu menjaga jarak.

"Jerapah ini selalu bersahabat dan mengesankan. Lidah dan mulutnya terampil menyeruput makanan yang ditaruh di tangan kita. Walau Hari dan Tino sempat positif COVID-19, tapi jerapah selalu menjaga jarak dari harimau, tidak pernah membuat kerumunan," kata Anies dalam akun Instagramnya, Minggu, 1 Agustus.

Selain Hari dan Tino, Anies menuturkan warga satwa lainnya juga tak ikut terpapar virus corona. Anies berharap kondisi hewan di Ragunan tetap sehat sampai kebun binatang ini kembali dibuka untuk dikunjungi wisatawan saat pelonggaran PPKM.

"Kita doakan seluruh warga di Taman Margasatwa Ragunan selalu sehat dan mudah-mudahan bisa segera jumpa lagi dengan para pengunjung," tutur dia.

Kronologi dua satwa terpapar COVID-19

Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) Provinsi DKI Jakarta, Suzi Marsitawati menyampaikan kronologi dua harimau sumatera yang terpapar COVID-19.

Semua bermula saat salah satu harimau bernama Tino nampak tak sehat. Satwa dilindungi itu memperlihatkan gejala sesak nafas dan lainnya.

"Pada 9 Juli, salah satu harimau Sumatera bernama Tino yang berusia 9 tahun mengalami sakit dengan gejala klinis sesak nafas, bersin, keluar lendir dari hidung, dan penurunan nafsu makan," ucap Suzi.

Kemudian, dua hari berselang harimau bernama Hari menujukan penurunan kondisi kesehatan. Bahkan, gejala yang ditunjukan serupa dengan Tino.

Sehingga, pihak Taman Margasatwa Ragunan (TMR) mengambil sampel dari kedua harimau sumatera itu. Sampel tersebut pun dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.

"Pada tanggal 14 Juli, kami lakukan pengambilan sampel dengan di-swab kemudian dikirim ke laboratorium Pusat Studi Satwa Primata, IPB Bogor. Lalu, hasilnya keluar tanggal 15 Juli yang menyatakan bahwa kedua satwa tersebut terpapar COVID-19," ungkap Suzi.

Dengan adanya hasil pemeriksaan itu, kedua harimau sumatera tersebut langsung diberikan perawatan intensif. Pemberian obat-obatan seperti antibiotik, antihistamin, antiradang, dan multivitamin, terus dilakukan salama hampir dua pekan.

Hingga akhirnya, kedua Harimau Sumatera itu dinyatakan sehat. Meski, sampai saat ini, kondisi kedua satwa dilindungi itu terus dipantau perkembangannya.

"Saat tinjauan tadi, kondisi kedua satwa sudah sehat. Nafsu makan sudah kembali normal dan satwa juga sudah kembali aktif," tandas Suzi.