Bagikan:

JAKARTA - Bareskrim Polri membuka kemungkinan akan memeriksa pihak BRI Life terkait dugaan kebocoran 2 juta data nasabah. Pemeriksaan itu untuk memastikan benar tidaknya ada kebocoran pada sistem mereka.

"Nanti arahnya ke sana (periksa BRI Life)," ujar ucap Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus, Brigjen Helmy Santika kepada VOI, Kamis, 29 Juli.

Untuk perkembangan proses penyelidikan, Helmy menyebut belum ada yang signifikan. Sejauh ini, pihaknya masih mencari fakta atau kebenaran dari dugaan kebocoran data nasabah BRI Life.

"Masih didalami, kebocoran itu dimana? Seperti apa?" kata dia.

Selain itu, pihaknya juga mesti berkoordinasi terlebih dahulu dengan Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber). Alasannya, munculnya kasus ini berawal dari kabar yang viral di media sosial.

Sehingga, lanjut Helmy, pihak siber akan menggali informasi dan petunjuk perihal kebenaran dari dugaan kebocoran data tersebut.

"Awal munculnya di twitter atau media sosial kemudian diambil media. Sehingga kami harus didalami terlebih dahulu berkoordinasi dengan Dittipid siber Bareskrim," tandas Helmy.

Sekadar informasi, kabar soal peretasan data nasabah BRI Life pertama kali diungkap oleh Hudson Rock, sebuah perusahaan keamaman siber di Tel Aviv, Israel, Selasa, 27 Juli.

Perusahaan itu menemukan bukti bahwa beberapa komputer milik pegawai BRI dan BRI Life telah diretas dan membuka jalan untuk mengakses data pribadi milik sekitar 2 juta nasabah.

Salah satu pendiri dan bos Hudson Rock, di Twitter pribadinya menunjukkan beberapa video dan foto berisi data-data nasabah BRI Life yang bocor. Di antara data itu ada foto KTP, rekening bank, nomor NPWP, kartu keluarga, foto buku rekening, nomor rekening, dan laporan hasil pemeriksaan laboratorium nasabah.