Kabar Buruk, Zona Merah COVID-19 di Indonesia Saat Ini Terbanyak Selama Pandemi
ILUSTRASI/UNSPLASH

Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyebut saat ini jumlah kabupaten/kota dengan zona risiko COVID-19 yang tinggi atau zona merah di Indonesia merupakan yang terbanyak selama pandemi.

"Zonasi risiko tingkat kabupaten/kota saat ini menunjukan perkembangan ke arah yang kurang baik. Saat ini, kabupaten/kota yang menunjuka zona risiko tinggi menjadi yang terbanyak sepanjang pandemi, yaitu 180 kabupaten/kota," kata Wiku dalam tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Kamis, 22 Juli.

Wilayah zona merah COVID-19 didominasi oleh kabupaten/kota dari provinsi Jawa Timur dengan 33 daerah, Jawa Tengah dengan 29 daerah, dan Jawa Barat dengan 21 daerah.

Wiku menuturkan, pemerintah daerah yang memiliki banyak zona merah COVID-19 wajib bergotong royong dalam meningkatkan testing dan menurunkan angka kematian. Terlebih, Presiden Joko Widodo berencana melonggarkan PPKM Level 4 dalam beberapa hari ke depan.

Kemudian daerah yang menunjukkan perkembangan yang baik seperti kasus positif, kasus aktif, dan BOR harian yang mununjukan penurunan, serta kesembuhan yang meningkat,  harus terus dipertahanankan.

"Dengan begitu, zonasi risiko wilayah-wilayah yang saat ini berada di zona merah dapat segera membaik dan dapat berpindah ke zona oranye dan zona kuning," ungkap Wiku.

Bila dilihat pada tujuh hari ke belakang, kasus positif secara nasional mengalami penurunan, di mana semula ada pertambahan 56.757 kasus pada tanggal 15 Juli, menjadi 33.772 pada tanggal 21 Juli atau turun sebesar 40 persen.

Sementara, angka kesembuhan selama 7 hari terakhir menunjukan adanya peningkatan, yaitu sebesar lebih dari 70 persen. Begitu pula dengan persentase kasus aktif terlihat, mulai mengalami penurunan selama 3 hari terakhir. 

Kemudian persentase keterisian tempat tidur COVID-19 atau bed occupation ratio (BOR) harian di tingkat nasional juga konsisten mengalami penurunan selama 7 hari terakhir dari 76,26 persenm menjadi 72,82 persen.

"Adanya perkembangan yang baik ini patut diapresiasi. Saya berterima kasih kepada seluruh tenaga kesehatan yang tidak kenal lelah merawat pasien. Juga kepada seluruh pemerintah daerah yang telah bergerak cepat dalam membantu pelaporan pasien serta kontak erat COVID-19," pungkasnya.