Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah masih mampu bertahan di level Rp13.000-an. Rupiah di pasar spot Senin 8 Juni dibuka menguat tipis 5 poin di level Rp13.873 per dolar Amerika Serikat (AS).

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, hari ini kemungkinan sentimen positif masih akan mendorong penguatan aset-aset berisiko termasuk rupiah.

"Data tenaga kerja AS, Non-Farm Payrolls (NFP) dan tingkat pengangguran bulan Mei, yang dirilis Jumat malam, yang hasilnya di luar dugaan lebih bagus dari proyeksi, menjadi faktor pemicu baru pembelian aset-aset berisiko," ujar Ariston kepada VOI.

Data NFP bulan Mei menunjukkan pertambahan jumlah orang yang dipekerjakan di luar sektor pertanian dan pemerintahan sebesar 2,5 juta orang, padahal sebelumnya para analis memperkirakan terjadi pengurangan sebesar 7,7 juta.

"Tingkat pengangguran pun turun menjadi 13,3 persen, dari sebelumnya 14,7 persen. Data tenaga kerja AS yang lebih baik ini karena kebijakan AS yang sudah mulai membuka perekonomiannya meskipun masih terkena wabah," jelasnya.

Lebih lanjut kata Ariston, pasar pun masih berekspektasi positif terhadap upaya pembukaan ekonomi di negara-negara pandemi yang lain. Di sisi lain, belum terjadinya eskalasi ketegangan AS dan China kembali yang berpotensi juga membantu sentimen positif hari ini.

"Rupiah kemungkinan masih berpotensi menguat hari ini dengan sentimen positif tersebut. Potensi menuju level support di Rp13.700. Dengan potensi resisten di kisaran 14.000 per dolar AS," tuturnya.

Pagi ini hingga pukul 09:00 WIB, pergerakan mata uang di kawasan Asia pun cenderung bervariasi. Won Korea Selatan memimpin setelah menguat 0,29 persen terhadap dolar AS. Berikutnya ada yen Jepang yang ikut naik 0,11 persen.

Kemudian ada dolar Taiwan dan dolar Singapura yang juga terapresiasi masing-masing 0,06 persen dan 0,01 persen. Sementara itu, peso Filipina menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam setelah turun 0,15 persen.

Selanjutnya ada yuan China dan baht Thailand yang melemah tipis, masing-masing 0,02 persen dan 0,01 persen. Koreksi tipis juga dijumpai dolar Hong Kong yang terlihat turun 0,001 persen terhadap dolar AS.