Danny Pomanto: Instruksi Jokowi Sudah Dilakukan Makassar dengan Tim Detektor COVID-19
Wali Kota Makassar M Ramdhan Pomanto (Danny Pomanto) saat mengikuti arahan Presiden Jokowi dalam penanganan COVID-19 (Instagram pribadi)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepala daerah bekerja keras di lapangan untuk memastikan penanganan COVID-19 berjalan optimal. Kepala daerah diminta mengecek kesiapan penanganan COVID-19 mulai dari rumah sakit hingga mendisiplinkan warga agar taat protokol kesehatan. 

Bagi Wali Kota Makassar, Sulawesi Selatan, M Ramdhan Pomanto (Danny Pomanto), instruksi Jokowi itu sudah dilakukan di Kota Makassar.

“Dalam rakor virtual zoom ini Presiden Jokowi menekankan agar semua kepala daerah bisa melakukan deteksi dini tingkat RT dan kelurahan secara massif. Apa yang disampaikan oleh Bapak Presiden telah dijalankan di Kota Makassar dengan program bernama Makassar Recover,” ujar Danny Pomanto, Senin, 19 Juli. 

“Tim detektor kita sudah bentuk dan turun ke RT/RW setiap kelurahan bergerak. Ini sebuah apresiasi karena ternyata Pak Jokowi juga memerintahkan hal tersebut,” sambungnya.

Danny Pomanto menegaskan, upaya deteksi dini COVID-19 terus dioptimalkan di Kota Makassar. 

“Kita harus putus cepat penyebaran virus COVID-19 ini. Makanya kita deteksi dini biar jika ada warga yang positif bisa kita kontrol dan obati,” sambungnya.

Sebelumnya Jokowi dalam pengarahannya juga meminta pemda menyiapkan tapan tempat isolasi terutama untuk pasien COVID-19 bergejala ringan. Penyiapan ini diminta Jokowi minimal di tingkat kecamatan.

“Terutama untuk kawasan-kawasan padat  utamanya di kota-kota. Karena cek lapangan yang saya lakukan (ada tempat) 3 kali 3 (meter) dihuni 4 orang, ini percepatan penularan akan sangat masif kalau tidak disiapkan isolasi terpusat di kelurahan itu atau paling tidak di kecamatan,” sambung Jokowi.

Sementara pendisiplinan prokes juga diminta untuk diatur secara rinci terkait penerapan di pasar, mal, pabrik juga rumah ibadah. 

“Ketiga, rencanakan dan siapkan rumah sakit daerah termasuk rumah sakit cadangan dan rumah sakit darurat. Ini harus ada antisipasi terlebih dulu, paling tidak ada perencanaan. Bagaimana kalau rumah sakit penuh, jangan sudah penuh baru disiapkan akan terlambat,” tutur dia.

“Saya minta untuk rumah sakit cek betul, kontrol lapangan. Cek obatnya siap atau tidak untuk berapa hari, berapa minggu, berapa bulan, kontrol dan cek oksigen siap nggak (ketersediaan). Cek kapasitas BOR, karena masih banyak kapasitas RS bisa dinaikkan untuk (penanganan) COVID,” sambung Jokowi. 

Jokowi menyebut di sejumlah daerah, rumah sakit masih mematok angka 20-30 persen bed untuk pasien COVID-19 dari total kapasitas. 

“Ini bisa dinaikkan 40 (persen) atau seperti di DKI 50 (persen), yang dialokasikan kepada (pasien) COVID. Ini kepala daerah harus tahu kapasitas berapa, diberikan COVID berapa,” kata Jokowi.