JAKARTA - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan sekitar 10 persen buruh pabrik atau manufaktur terpapar COVID-19.
Menurut dia, hal ini sangat mengkhawatirkan dan membahayakan kelangsungan dunia usaha serta nyawa buruh.
Angka 10 persen buruh manufaktur yang terpapar COVID-19 itu didasari informasi di lapangan. Yakni dari sejumlah perusahaan labour intensif padat karya maupun padat modal yang ada di wilayah Jabodetabek, Karawang, Purwakarta, Serang, Cilegon, Batam, Makassar, Gresik, Sidoarjo, Surabaya, Pasuruan, Medang, Semarang, Kendal, dan sejumlah kaswasan industri lainnya.
"Didapatkan data dan fakta yang mengejutkan dan mengkhawatirkan selama PPKM Darurat hingga hari ini. Lebih dari 10 persen pekerja buruh di sektor manufaktur atau pengolahan baik padat karya level intensif maupun kapital intensif padat karya atau padat modal lebih dari 10 persen buruh atau pekerjanya terpapar COVID-19," kata Said Iqbal dalam diskusi secara daring, Kamis, 15 Juli.
Hasil ini diperoleh setelah perusahaan menggandeng Satgas COVID-19 di daerah masing-masing dengan melaksanakan uji usap atau swab test berbasi antigen.
"Bila kemudian ditemukan reaktif maka dilanjutkan dengan swab test PCR (Polymerase Chain Reaction). Biaya tes antigen maupun PCR ini dilakukan oleh perusahaan," ungkapnya.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Iqbal memaparkan dari tes yang dilakukan tersebut banyak buruh yang lantas diketahui positif COVID-19. Dia bahkan mencontohkan ada sebuah pabrik di kawasan Purwakarta yang 400 dari 1.700 buruhnya dinyatakan reaktif saat melaksanakan uji usap atau swab test antigen.
Selanjutnya, dari 400 buruh yang dinyatakan reaktif tersebut 200 di antaranya dinyatakan positif COVID-19 setelah melaksanakan swab test PCR.
Iqbal mengatakan KSPI juga mendapatkan data serupa dari sejumlah pabrik maupun perusahaan. "Misalnya pabrik otomotif, pabrik komponen otomotif, pabrik elektronik, komponen elektronik pun didapat data lebih dari 10 persen pekerja terpapar COVID-19," ujarnya.
"Bahkan di Karawang, Bupati Karawag mengakui, mengkonfirmasi bahwa dalam satu perusahaan karyawan yang positif COVID-19 berkisar 100 sampai 400 orang. Di Bekasi beberapa perusahaan elektronik besar multinasional juga mengalami hal yang sama," imbuh Iqbal.
Tak hanya itu, dia juga memaparkan ada sebuah perusahaan otomotif di Bekasi yang pegawainya dinyatakan positif COVID-19 hingga 15 orang lebih. Bahkan, pada sebuah perusahaan di kawasan Purwakarta ada 20 orang buruh yang meninggal dunia akibat terpapar COVID-19.
Sehingga, hal ini harusnya jadi perhatian karena membahayakan banyak aspek termasuk nyawa buruh yang tak bisa bekerja dari rumah atau work from home (WHF) di tengah pandemi COVID-19.
"Ini sangat mengkhawatirkan dan membahayakan kelangsungan dunia usaha dan nyawa buruh," pungkasnya.