JAKARTA - Nilai tukar rupiah mampu mengalami penguatan signifikan pada penutupan perdagangan Selasa 2 Juni. Rupiah menguat 195 poin atau 1,33 persen ke level Rp14.415 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, demo rusuh AS ditambah respons positif pasar terhadap rencana kenormalan baru Indonesia, dan pembukaan kuncitara di beberapa negara pandemi membantu penguatan rupiah terhadap dolar AS hingga sore ini.
"Pasar masih mewaspadai potensi perang dagang baru antara AS dan China. tapi karena belum memanas, isu ini belum menekan aset berisiko," ujar Ariston kepada VOI.
Rupiah berhasil menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di kawasan. Mayoritas mata uang di Asia memang berada di zona hijau.
Ringgit Malaysia berada tepat di bawah rupiah setelah menguat 0,50 persen. Di susul oleh baht Thailand yang naik 0,42 persen terhadap dolar AS.
Kemudian yuan China dan dolar Singapura tampak menguat, masing-masing 0,14 persen dan 0,09 persen. Sedangkan rupee India dan dolar Hong Kong masih terapresiasi tipis, masing-masing 0,06 persen dan 0,001 persen.
Sementara itu, yen Jepang menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam setelah turun 0,18 persen. Berikutnya ada dolar Taiwan yang terkikis 0,13 persen.
Kemudian ada peso Filipina dan won Korea Selatan yang berada di zona merah setelah turun tipis masing 0,04 persen dan 0,03 persen.