Berkantor di RS dr Slamet, Bupati Garut <i>Pelototi</i> Kinerja Penanganan Pasien COVID: Jangan Sampai Ada yang Mengeluh
Bupati Garut Rudy Gunawan. (Foto: ANTARA/HO-Diskominfo Garut)

Bagikan:

GARUT - Bupati Garut Rudy Gunawan menyatakan akan berkantor di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Slamet untuk mengetahui hambatan pelayanan kesehatan.

Rudy berharap dengan langkahnya ini tidak ada lagi pasien COVID-19 yang  mengalami kesulitan hingga akhirnya meninggal karena tidak tertangani.

"Saya akan berkantor di RSUD, bilamana ada hal-hal yang menghambat orang masuk ke RSUD dengan alasan belum siap, dengan alasan kenapa tidak konfirmasi dulu, orang darurat harus konfirmasi dulu, tentu saya berharap RSUD bisa memperbaiki diri," kata Rudy Gunawan di Garut dikutip dari Antara, Senin, 12 Juli. 

Pemkab Garut terus berupaya maksimal dalam menangani wabah COVID-19, termasuk seluruh warga yang terpapar COVID-19 agar mendapatkan pelayanan medis secara optimal.

Ia berharap RSUD dr Slamet Garut sebagai rumah sakit rujukan untuk pasien COVID-19 bisa terus memperbaiki pelayanan agar semua pasien bisa terlayani dan tertolong hingga akhirnya keluar dari masa kritis.

"Saya mohon RSUD melakukan langkah-langkah konkret memperbaiki, jangan sampai ada pasien yang darurat, yang darurat sekali lagi meninggal di mobil di depan RSUD," katanya.

Ia menyampaikan petugas di RSUD Garut dapat bergerak cepat ketika ada pasien COVID-19 baru dengan melakukan penanganan medis awal, seperti menggunakan oksigen, pasang infus sebagai upaya agar bisa terselamatkan.

"Lakukan langkah-langkah mempercepat masuk ke RSUD, apapun dilakukan, menggunakan oksigen, memakai masker, memakai infus, langkah medis telah dilakukan yang tentu adalah ikhtiar kita menyelamatkan warga Garut," katanya.

Bupati berharap ke depan tidak ada lagi masyarakat yang mengeluhkan masalah pelayanan kesehatan di RSUD dr Slamet Garut, terutama bagi pasien COVID-19, seperti harus menunggu beberapa hari untuk mendapatkan pelayanan intensif di RSUD.

"Saya tidak mau lagi ada keluhan-keluhan dari puskesmas harus menunggu tiga hari, harus menunggu empat hari," katanya.

Ia menyampaikan apresiasi kepada 67 puskesmas di Garut yang telah sigap dalam melakukan langkah-langkah penanganan COVID-19 di lingkungan masyarakat wilayah kerjanya.

"Saya pun berterima kasih kepada jajaran puskesmas di 67 puskesmas yang terus melakukan langkah-langkah kemanusiaan melakukan tracing, testing, melaporkan dengan antigen dan tentu melakukan perawatan isolasi mandiri," katanya.