SURABAYA - Polisi tengah memburu tersangka lain, kasus kericuhan operasi PPKM Darurat di Bulak Banteng, Surabaya. Sebelumnya, polisi telah menangkap pria berinisial E, pemilik warung kopi diduga pemicu terjadinya kericuhan.
"Kami masih terus mengembangkan kasus itu. Kami masih memburu tersangka lainnya, yang menjadi provokator yang beraksi di media sosial," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Gatot Repli Handoko di Surabaya, Senin, 12 Juli.
Untuk menghindari hal serupa, Kombes Gatot menyebut jumlah personel akan ditambah khususnya di kawasan Bulak Banteng, untuk mendisiplinkan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan. Dia memastikan kepolisian bersama TNI dan pemerintah setempat akan terus menggiatkan operasi yustisi.
"Hari ini kami juga memberikan bantuan sembako di daerah Bulak Banteng," katanya.
BACA JUGA:
Sebelumnya, beredar video di media sosial perlawanan warga di kawasan Bulak Banteng, Surabaya, ketika operasi PPKM Darurat dilakukan. Dalam video berdurasi satu menit itu, mobil satgas gabungan dari kepolisian dikejar warga dan disuruh untuk meninggalkan Bulak Banteng.
Para warga keluar rumah, termasuk pemilik toko maupun warung yang melontarkan kata-kata kasar pada petugas. "Cepat pergi dari sini, ayo semuanya keluar rumah," kata salah satu warga yang terdengar lantang.
Kericuhan itu terjadi Sabtu malam, 10 Juli, ketika satgas gabungan melakukan patroli dan penertiban warga yang melanggar aturan PPKM Darurat.
Warga pun melempar batu ke arah mobil patroli milik kepolisian. Sambil terus bergerak, para warga melakukan mobilisasi warga lainnya untuk ikut mengusir satgas.
Dari video itu juga terlihat beberapa warga ada yang tidak memakai masker. Mereka juga bergerombol mendesak ke arah mobil, serta mendorong mereka untuk keluar dari kawasan Bulak Banteng. Polisi kemudian menangkap satu orang tersangka berinisial E, yang merupakan pemilik warkop.