Kemenkes Sibuk Menambah Pasokan Obat Terapi COVID-19, Paling Banyak Saat Ini Favipiravir 3,2 juta
Tangkapan layar dari Jubir Vaksinasi COVID-19 Kemenkes Siti Nadia TarmiziĀ (Foto: ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pemerintah terus berusaha menjaga ketersediaan obat terapi COVID-19. 

"Kementerian Kesehatan terus melakukan koordinasi rutin baik dengan industri farmasi maupun jejaring distribusinya untuk memonitor ketersediaan obat yang diperlukan untuk penanganan COVID-19," ujar Siti Nadia dalam konferensi pers virtual harian PPKM Darurat dilansir dari Antara, Jumat, 9 Juli. 

Terkait adanya hambatan suplai dari luar negeri, Nadia mengatakan Kemenkes juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan kementerian terkait lainnya untuk membantu menyelesaikan isu tersebut.

Ketersediaan obat terapi COVID-19 di Indonesia yang ada di industri farmasi dan pedagang besar farmasi per 9 Juli 2021 adalah Favipiravir sebanyak 3,2 juta, Remdesivir injeksi 11.000, Oseltamivir 157.000, Azithromycin oral 2,4 juta dan infus 163.000, Tocilizumab infus 543, Intravenous Immunoglobulin 7.000, dan Ivermectin oral 237.000.

"Adapun ketersediaan obat-obatan untuk COVID-19 ini terus menerus ditingkatkan dan ditambah produksinya untuk memastikan ketersediaannya di lapangan," kata Nadia.

Terkait harga obat, Kemenkes juga sudah mengeluarkan edaran untuk mengatur harga eceran obat tertinggi.

Pada kesempatan tersebut, Nadia juga menjelaskan bahwa pemerintah juga terus memastikan ketersediaan pasokan oksigen untuk perawatan COVID-19. Pihaknya sudah mendapatkan komitmen dari sektor industri dan Kementerian Perindustrian agar 90 persen penggunaan oksigen akan ditujukan untuk kepentingan medis.

Selain itu bantuan juga diberikan oleh beberapa negara seperti Australia, China dan Singapura yang akan membantu keterisian oksigen dan peralatan medis serta non-medis lainnya di tengah lonjakan signifikan kasus baru COVID-19.