Tes Antigen di Pasar Bintan Centre Diprotes, Ketua F-PDIP Kepri: Mereka Bukan Maling, Jangan Dipaksa
Politikus PDIP Lis Darmansyah (ANTARA)

Bagikan:

TANJUNGPINANG - Razia protokol kesehatan yang dilakukan Satgas Penanganan COVID-19 Tanjungpinang di Pasar Bintan Centre menuai protes karena dinilai tidak tepat dan arogan.

Mantan Wali Kota Tanjungpinang Lis Darmansyah, yang menyaksikan aksi Satgas Penanganan COVID-19 Tanjungpinang, di Pasar Bintan Centre, mengatakan, pedagang tidak perlu dipaksa untuk melakukan antigen. Aparat yang bertugas seharusnya menggunakan cara yang lembut agar mereka mau dites usap dengan metode antigen.

"Mereka bukan maling. Bukan pelacur! Tidak perlu dikejar, dipaksa," kata Lis, yang menjabat sebagai Ketua Fraksi Demokrasi Indonesia Perjuangan DPRD Kepri dikutip Antara, Sabbtu, 3 Juli. 

Wali Kota Tanjungpinang Rahma yang memimpin razia tersebut mengancam menutup lapak para pedagang yang tidak mau dites usap antigen.

Razia tersebut merupakan lanjutan dari razia yang dilakukan di sejumlah kedai kopi beberapa malam lalu.

Pengamat kebijakan publik, Alfiandri, menilai razia tersebut terkesan arogan dan mencari sensasi. Dinas Kesehatan Tanjungpinang maupun Satgas Penanganan COVID-19 Tanjungpinang tidak melaksanakan tugas secara maksimal seperti "tracing, testing dan treathment".

"Jadi buat apa melakukan razia sana-sini kalau pasien yang positif COVID-19 tidak diurus secara maksimal," katanya.

Awalnya, razia berupa menyiram air kepada pengunjung kedai kopi, kemudian melakukan tes usap antigen.

"Haruslah eksekutif dan legislatif dapat bekerja dengan memberikan atas kepastian hukum dan atas nama aturan perundang-undangan, bukan dengan membuat adegan main siram menyiram ataupun mengejar masyarakat seperti berburu babi hutan dihutan belantara untuk dilakukan swab," ujarnya.

Kritik lainnya muncul ketika banyak pasien COVID-19 di Tanjungpinang yang tidak diurus sesuai protokol kesehatan. Warga yang dinyatakan tertular COVID-19 setelah melakukan tes usap mandiri maupun di rumah sakit dengan metode antigen tidak diurus sebagaimana mestinya.

Pery, salah seorang warga Tanjungpinang positif COVID-19 berdasarkan hasil tes usap dengan metode antigen secara mandiri. Ia bersama lima anggota keluarganya sama sekali tidak pernah didata oleh tenaga kesehatan.

Hal yang sama juga terjadi pada Albet, Yoli, Odi dan Remon. Mereka sama sekali tidak diurus oleh tenaga kesehatan. Orang-orang yang kontak erat dengan mereka pun ditelusuri.

Kondisi berbeda dengan warga Tanjungpinang, yang diketahui positif COVID-19 di Pekanbaru. Oksep, salah seorang warga Tanjungpinang, melakukan tes usap di tepi jalan di Pekanbaru. Setelah diketahui positif COVID-19, petugas kesehatan melakukan penelusuran terhadap Oksep dan keluarganya. Kemudian mereka dirawat di rumah sakit.

"Abang saya positif COVID-19 di Tanjungpinang, memiliki gejala sesak napas, tetapi tidak ditelusuri siapa yang kontak erat dengannya. Abang saya pun sejak tiga hari lalu tidak mendapat ruangan untuk dirawat," ucap Oksep.