Anies Baswedan Masih Minta Donasi COVID ke Kedubes, Eko Kuntadhi Heran: Kenapa Abdul Somad-Adi Hidayat Tidak Dikerahkan?
Ilustrasi-Anies Baswedan di Rusun Nagrak (Foto: Twitter @aniesbaswedan)

Bagikan:

JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta meminta bantuan fasilitasi bagi pasien COVID-19 yang ditampung di  Rumah Susun Nagrak, Cilincing, Jakarta Utara. Permintaan bantuan itu diketahui lewat surat yang ditandatangani Kepala Biro Kerja Sama Daerah DKI Jakarta, Andhika Permata pada 28 Juni 2021.

Sasaran dari surat tersebut yaitu kantor-kantor kedutaan besar yang berada di Jakarta untuk mengisi berbagai fasilitas di 5 tower Rusun Nagrak dengan kapasitas menampung 5.000 pasien. 

Pegiat media sosial Eko Kuntadhi ikut buka suara dengan langkah Pemprov DKI yang dikomandoi Anies Baswedan ini. Menurut Eko aneh kalau DKI Jakarta yang memiliki APBD Rp84 triliun pada 2021 masih meminta donasi ke kedutaan besar. 

Lagipula, pembahasan APBD ini dilakukan pada 2020 dimana COVID-19 masih ada di Jakarta. Artinya, Pemprov sudah memiliki rencana strategis, menyiapkan pos anggaran bagi penanganan pandemi tersebut. 

"Kok Jakarta kesannya ribet banget, susah banget keluar duitnya, sementara kalau keluarin duit buat hal-hal yang enggak penting kok kayaknya main gitu aja deh tiba-tiba sekian triliun aja jumlahnya," terang Eko lewat kanal Youtube CokroTV dikutip Jumat, 2 Juli.

Misalnya kebutuhan cat jalan untuk jalur sepeda. Dari 73 kilometer jalur sepeda yang di cat, Pemrov menghabiskan dana sampai Rp73 miliar.

"Artinya Rp1 miliar per 1 km untuk ngecat atau bandingin dengan pembayaran DP Formula E yang enggak jelas juntrungannya. Sampai sekarang Pemda DKI udah ngeluarin duit Rp560 miliar dan kita tahu Formula E digelar apa gak, gak ada yang tahu," sindir Eko.

Eko juga menyinggung aktivitas Anies Baswedan yang lebih mementingkan citra diri ketimbang turun ke lapangan menangani secara langsung pandemi. Jauh berbeda dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang aktif beri sosialisasi kepada masyarakat.

"Kalau kita perhatikan di berita-berita ketika Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sedang sibuk berjibaku dengan kasus peningkatan COVID-19 di wilayahnya, dia (Ganjar) keliling rumah sakit, keliling pasar menginformasikan kepada masyarakat bagaimana protokol kesehatan. Anies malah enak-enakan foto panen padi di Sumedang. Kasus COVID-19 enggak lebih penting dari ambisi politiknya menjelang 2024,"

"Lagian yang mengherankan kenapa Jakarta harus repot-repot minta donasi dengan Kedubes asing, coba deh misalnya Pak Anies kerahkan Somad (Ustaz Abdul Somad) atau (Ustaz) Adi Hidayat mereka ini jago banget kalau suruh ngumpulin donasi. Jadi prinsipnya Pak Anies gunakanlah produk-produk dalam negeri," demikian Eko.