Bagikan:

JAKARTA - Dua tenaga medis yang tergabung dalam tim Gugus Tugas COVID-19 ditembak oleh anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Wandai, Kabupaten Intan Jaya. Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal kemudian menjelaskan kronologi kejadian penembakan tersebut.

Kata dia, penembakan ini terjadi pada Jumat, 22 Mei yang lalu waktu setempat. Dua orang yang menjadi korban adalah Alemanek Bagau dan Heniko Somau.

"Personel Intan Jaya mendapatkan informasi dari salah satu tenaga medis yang bertugas di Dinas Kesehatan Kabupaten Intan Jaya bahwa telah terjadi penembakan terhadap dua orang tenaga medis," kata Kamal lewat keterangan tertulisnya, Sabtu, 23 Mei.

Alemanek Bagau dan Koni Somou ditembak saat keduanya sedang mengantar obat-obatan yang berkaitan dengan COVID-19. Atas kejadian tersebut, Heniko Somau dinyatakan meninggal sementara Alemanek dinyatakan dalam kondisi kritis.

"Masih dirawat Pastoral Wandai dan kondisinya kritis," tegas dia.

Buntut dari kejadian tersebut, Kamal menegaskan akan terus melakukan pengejaran terhadap pelaku penembakan. Bahkan, hari ini, Kapolres Intan Jaya AKBP Yuli Karre Pongbala bersama anggota kepolisian dan TNI akan menuju ke lokasi dan mengevakuasi korban.

Hanya saja, penanganan tidak bisa dilakukan dengan segera. Mengingat, tempat kejadian penembakan berada di wilayah yang cukup jauh dan sulit diakses. Bahkan, untuk ke lokasi tersebut butuh waktu selama lima jam.

"Saat ini di tempat kejadian yakni di Wandai belum ada pos polisi dan tidak ada jaringan telekomunikasi. Dari delapan distrik yang ada di Intan Jaya baru tiga distrik yang ditempati oleh pasukan," ungkapnya.

Sementara lima disrik yaitu Tomasiga, Agisiga, Ugimba, Wandai, Iyandoga belum terdapat pos keamanan dan anggota kepolisian yang berjaga.

Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel CPL Eko Daryanto kemudian menjelaskan Alemanek Bogau adalah Kepala Puskesmas Kampung Wandai sementara Koni Somau adalah pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Intan Jaya. Adapun kondisi keduanya, terluka akibat sabetan parang.

"Dugaan sementara motif penganiayaan adalah karena kelompok separatis menganggap kedua korban adalah sebagai mata-mata aparat TNI/Polri," kata Eko.

Dia kemudian menjelaskan, pasca penyerangan terhadap dua tenaga medis tersebut, kondisi keamanan di Kamp Wandai Distrik Homeo kini aman terkendali. "Aparat gabungan TNI/Polri masih melakukan penyelidikan dan pengejaran terhadap pelaku penganiayaan," pungkasnya.