Kasus COVID-19 Menggila, Jakarta Kekurangan 7.000-an Tenaga Kesehatan
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Foto: Diah Ayu Wardani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengaku pihaknya kekurangan lebih dari 7.000 tenaga kesehatan dalam menghadapi lonjakan kasus COVID-19 saat ini.

"Tenaga profesional ini butuh 2.156 orang lagi. tenaga vaksinator perlu ditambah lagi 5.139 ya," kata Riza di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Selasa, 29 Juni.

Kata Riza, ribuan tenaga kesehatan ini dibutuhkan untuk menangani pasien COVID-19 di rumah sakit rujukan, seiring dengan penambahan kapasitas tempat tidur dan ruang ICU, hingga tenaga yang melayani vaksinasi.

Riza mengaku Pemprov DKI telah meminta Provinsi Banten untuk mengirimkan bantuan tenaga kesehatan. Namun, permintaan ini ditolak oleh Gubernur Banten Wahidin sebab daerahnya juga masih kekurangan tenaga kesehatan.

Namun, Riza menyebut kebutuhan penambahan tenaga kesehatan di Ibu Kota telah disampaikan ke pemerintah pusat. Saat ini, penambahan itu sedang diupayakan. Begitu juga dengan fasilitas penunjang kesehatan lainnya.

"Jadi, semuanya akan kita tambah. Rumah sakit rujukan, okupansi daripada tempat tidur RS ditingkatkan, kemudian juga nakes, ruang ICU, laboratoriu, vitamin, obat-obatan, masker, semuanya ditingkatkan," ujar dia.

Meski demikian, ia menuturkan penambahan jumlah tenaga kesehatan membutuhkan waktu. Karenanya, pemerintah mengupayakan penambahan ini dari tenaga sukarelawan.

"Dokter yang ada di seluruh Indonesia pasti sudah dikerahkan oleh kementerian kesehatan, sudah dibagi ke seluruh provinsi, dibagi habis ya," ungkap Riza. 

"Semua kebutuhan seperti nakes dan dokter tidak bisa diciptakan dengan cepat. Tapi kan sukarelawan juga bisa. Tenaga-tenaga sukarelawan yang nanti dilatih, itu nanti disiapkan," lanjutnya.

Riza meminta masyarakat memahami bahwa semua tenaga kesehatan sudah bekerja keras sejak awal hingga hari ini dalam rangka membantu para pasien COVID-19. 

Oleh sebab itu, ia memandang penanganan pandemi yang paling utama berasal dari hulu. Artinya, masyarakat mesti mencegah penularan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

"Caranya, kita seluruh warga disiplin di rumah, menggunakan masker, cuci tangan, melaksanakan 5M. Itu saja perjuangan kita. Kalau kita sayang keluarga, dengan tenaga kesehatan, sukarelawan yang selama ini bekerja pagi siang malam meninggalkan keluarga, kita harus disiplin," tutup dia.