JAKARTA - Setelah beberapa bulan terakhir berjuang melawan COVID-19, Singapura akhirnya mulai melonggarkan lockdown untuk kembali memutar roda ekonomi. Sejumlah kegiatan bisnis dibuka kembali, termasuk pangkas rambut. Namun, kepadatan justru terjadi dalam bentuk antrean.
Terbukti, pada salah satu tempat pangkas rambut di Singapura, antrean warga yang ingin potong rambut telah mengular pada Selasa, 12 Mei. Antrean tersebut cukup beralasan, mengingat pelanggan yang datang dapat terlayani dengan baik dan tetap menerapkan physical distancing agar menahan laju penyebaran virus dari Wuhan.
Melansir Reuters, masing-masing tukang cukup pun telah melengkapi diri dengan menggunakan masker. Bahkan, pelanggan yang ingin potong rambut diharuskan mendaftar terlebih dahulu sembari mengecek suhu tubuh sebelum masuk untuk mendapatkan pelayanan.
Salah satu petugas di salon New Hairstory Jervis Goh mengungkap, meski salonnya sudah buka, namun hanya difokuskan untuk memotong rambut saja. Untuk itu, pelayanan lainnya belum diberlakukan, mengingat tingginya angka warga Singapura yang ingin potong rambut pada pelonggaran lockdown.
Alhasil, warga Singapura mengungkapkan kebahagiaan mereka dapat potong rambut kembali setelah lima minggu berada di rumah. "Saya merasa sangat lega karena mereka (pangkas rambut) buka kembali. Bayangkan, sudah lima minggu saya tak mencukur rambut," kata seorang pengemudi truk, Muhammad Nor.
“Sangat tidak nyaman bagi saya karena cuaca yang panas. Saya pernah berpikir untuk memotongnya sendiri, tetapi saya merasa itu bukan ide yang bagus," tambahnya.
BACA JUGA:
Sementara itu, seorang lansia berumur 85 tahun, Pang Kaytee merasa beruntung bisa potong rambut. Sebab, setelah selesai mendapatkan pelayanan di tempat pangkas rambut, kepalanya serasa menjadi ringan kembali. "Rasanya sangat ringan sekarang karena saya telah memotong rambut."
Meski tak sebanyak antrean di tempat pangkas rambut, toko-toko yang menjual persediaan makanan hewan peliharaan ikut-ikutan buka pada hari Selasa. Meski begitu, izin tersebut tak berlaku bagi kantor dan sekolah karena masih dilarang hingga lockdown selesai pada 1 Juni mendatang.
Sejauh ini Singapura telah mengonfirmasi 24.671 kasus penularan COVID-19. Di antara itu, terdapat 21 kasus meninggal dunia.