Kabar Buruk dari Kulon Progo, Pasien COVID-19 yang Meninggal Jadi 121 Orang
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati. (Foto Sutarmi/Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, bertambah 65 kasus baru, sehingga total selama pandemi menjadi 6.387 orang.

"Perubahan situasi COVID-19 per 10 Juni 2021 sebanyak 65 kasus terkonfirmasi," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati di Kulon Progo, Kamis.

Ia mengatakan 65 kasus baru ini tersebar di Kecamatan Galur, Girimulyo, Lendah, Sentolo, Samigaluh, Panjatan, Pengasih, Kalibawang, Kokap, Nanggulan, Girimulyo. Penambahan hari ini, dari 12 kecamatan, hanya Kecamatan Temon tidak ada penambahan. Kasus tambahan harian terjadi di Kecamatan Galur dengan penambahan 14 kasus dari 65 kasus baru.

"Tingginya tambabahan kasus COVID-19 dikarenakan rendahnya kesadaran masyarakat melaksanakan protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Kami berharap masyarakat jangan lengah," ucapnya.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kulon Progo, total terkonfirmasi COVID-19 sebanyak 6.387 kasus dengan rincian 61 isolasi rumah sakit, 411 isolasi mandiri, 5.261 selesai isolasi, 533 sembuh dan 121 meninggal dunia.

Adapun lima dari 12 kecamatan dengan kasus terkonfirmasi COVID-19 tertinggi, yakni Pengasih 862 kasus, Wates 856 kasus, Sentolo 712 kasus, Kokap 640 kasus, dan Panjatan 602 kasus.

Baning mengatakan tingginya penambahan kasus hari ini berdampak pada peningkatan jumlah rukun tetangga (RT) yang masuk zona kuning. Saat ini, jumlah RT berstatus zona kuning sebanyak 174 RT, dan zona oranye lima RT.

"Kami mengingatkan kepada gugus tugas tingkat desa untuk kembali memberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan," ucapnya.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo Fajar Gegana mengingatkan kepada warga untuk 5M, mulai dari memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilitas dan interaksi.

"Jangan sampai lengah, khususnya selalu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan," katanya.