Bagikan:

JAKARTA - Politikus senior PDIP Effendi Simbolon menegaskan terus mendukung Ketua DPR sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani menjadi calon presiden 2024 dipasangkan dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, sebagai calon wakil presiden. 

Menurutnya, munculnya usulan pasangan kedua sosok tersebut bukan sekedar omong kosong belaka. 

"Bagaimana kalau dipasangkan Mbak Puan dengan Mas Anies ya itu bukan asbun (asal bunyi, red). Itu sesuatu yang kita telaah dari perjalanan adanya satu kelompok besar yaitu kelompok nasionalis," ujar Effendi dalam diskusi hasil survei Parameter Politik Indoneia, Sabtu, 5 Juni. 

Menurutnya, pasangan Puan-Anies adalah penggabungan dua kelompok besar nasionalis dan religius. Tentu, kata dia, akan menjadi sangat luar biasa jika dipadu padankan secara bersamaan.

"Selama ini di dalam satu periode terakhir berhadap-hadapan. Sebagai politisi justru harusnya mempertemukan antara mereka-mereka yang ada di kolam religius dan kolam nasionalis demi kepentingan bangsa Indonesia," jelas Effendi.

"Karena itulah saya pribadi mendorong untuk mbak Puan-Anies sebagai capres," sambung anggota Komisi I DPR itu.

 

Menyoal alasan Puan harus tetap sebagai capres bukan cawapres, Effendi menuturkan bahwa PDIP merupakan partai dengan perolehan suara tertinggi. Bahkan di survei terbaru Parameter Politik Indonesia, partai banteng menduduki peringkat pertama dengan capaian 22,1 persen.

"Angka 22 bahkan berbagai survei ada 24 sampai 26 persen, ya masa kita jadi orang nomor duanya, jadi cawapres. Kan kesannya kita kok tidak percaya diri bertanding, untuk apa, wong politik itu untuk berkuasa kok. Ketika berkuasa baru kita menerapkan program untuk kepentingan rakyat," bebernya 

"Jadi saya pribadi mengusulkan pasangan Mbak Puan sebagai capres dan Mas Anies. Tapi bagaimana ini dikombinasikan, ya mari ini tantangan" katanya menambahkan.

Effendi menilai, tidak akan ada sesuatu yang baru apabila Puan disandingkan dengan Prabowo Subianto pada Pilpres 2024 mendatang. Apalagi, ketua umum Partai Gerindra itu sudah pernah dicalonkan sebagai cawapres mendampingi Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. 

"Apa iya kita masih harus mendorong yang notabene adalah itu menjadi celah kelemahan bagi lawan, lawan waduh pasti akan senang," katanya.

Effendi beranggapan dengan bersatunya Puan dan Anies maka dapat merajut kembali fenomena berseberangan pada pemilu lalu. Dimana, ada pengelompokan 'cebong' dan 'kampret'.

"Dalam tanda kutip rekonsiliasi nasionalis dengan religius agar kita kedepannya 2024 berdamai, tidak ada lagi yang kadrun lah, cebong lah, aduh saya nggak ngerti, kita belum apa-apa sudah membuat garis tegas dua komunitas besar di bangsa kita," ucapnya. 

"Jadi saya bukan asbun, nanti kalau khusus membahas itu sepanjang mbak Puan memang mau. Masalahnya saya nggak tahu mbak Puan mau apa nggak. Kalau nggak mau ya sudah jangan lakukan nggak apa-apa, tetapi kalau mau walaupun belum ada keputusan dari ibu (Mega, red) ya kita jalan dulu menyapa untuk tes the water melihat kondisi di berbagai Indonesia barat, tengah dan timur," kata Effendi menandaskan.