JAKARTA - Steven Stallone August sempat ragu sebelum memutuskan bergabung jadi relawan penanganan virus corona atau COVID-19 di Indonesia. Dia merupakan salah satu warga dengan latar belakang kesehatan yang merasa terpanggil untuk turut membantu perawatan pasien COVID-19.
Keraguan Steven beralasan. Ketika mesti merawat pasien virus corona, ia khawatir kesehatannya nanti justru akan melemah. Bahkan, Steven bisa saja tertular COVID-19 dari pasien yang ia rawat.
Namun, ia memutuskan untuk tetap mendaftar menjadi relawan. Ia ditugaskan di rumah sakit darurat COVID-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat selama satu bulan.
Setelah menjalani tugas sebagai relawan, kekhawatiran akan kesehatan Steven memudar. Sebab, asupan makanan bagi para relawan juga diperhatikan.
"Kami sangat di-support dengan baik oleh pemerintah. Makanan yang disediakan terjamin, dan bergizi," kata Steven dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa, 28 April.
"Juga ada beberapa fasilias lain yang bisa kami nikmati selain kamar untuk istirahat, contohnya fasilitas karaoke, kami bisa main tenis meja, dan main badminton," lanjut dia.
Steven adalah relawan yang mendaftar pada gelombang 7. Ia terdaftar sebagai relawan setelah menyerahkan berkas administratif. Misalnya, adanya surat tanda registrasi dan persetujuan dari pihak keluarga.
BACA JUGA:
Tanggal 4 April Steven tiba di Jakarta dan siap melaksanakan tugasnya. Namun, ada serangkaian pemeriksaan yang mesti ia jalani, mulai dari medical check up, foto rontgen, hingga rapid test sebelum dirinya ditugaskan menjadi relawan medis.
"Sekarang, saya bertugas di bagian HCU, tempat pasien yang membutuhkan penanganan lebih dan perhatian khusus. Mulai dari monitor tanda-tanda vitalnya pasien, keluhan-keluhannya dia, penyakitnya dia, pemeriksaan swab, dan sebagianya," jelas dia.
Pentingnya kebutuhan gizi kepada relawan dibenarkan dengan salah satu ahli gizi, Lydia Gresari Br Sembiring. Ia juga merupakan relawan di bagian penyediaan gizi untuk pasien dan tenaga medis.
Dalam menjalankan tugasnya, Lidya dan rekan lain yang bertugas menyediakan makanan bergizi tersebut mendorong supaya tenaga medis dan relawan punya imun yang maksimal. Sehingga, para perawat ini bisa dengan optimal melayani pasien, baik positif COVID-19 maupun pasien dalam pengawasan (PDP).
"Kalau misalnya dari gizinya tenaga medis saja tidak diperhatikan, mereka mau apa? Mereka mengorbankan diri masuk ke dalam. Disitulah kita agli gizi terus concern supaya tenaga medis dan pasien terpenuhi kebutuhannya," jelas Lidya.