Bagikan:

JAKARTA - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Aceh menyebut, 199 orang  positif covid-19, sehingga total kasus telah mencapai 12.814 orang.

“Hari ini kasus positif COVID-19 di Aceh bertambah 199 orang, paling banyak warga Banda Aceh yang mencapai 48 orang,” kata Juru Bicara COVID-19 Aceh Saifullah Abdulgani di Banda Aceh, dilansir Antara, Kamis. 20 Mei.

Data Dinas Kesehatan Aceh menunjukkan, selain Banda Aceh, penambahan juga terjadi di Aceh Besar 28 orang, Bireuen 18 orang, Kota Langsa 17 orang, Lhokseumawe 16 orang, Bener Meriah dan Pidie 11 orang dan Aceh Utara 10 orang.

Selanjutnya warga Nagan Raya sembilan orang, Aceh Selatan enam orang, Aceh Jaya lima orang, Aceh Barat tiga orang, masing-masing dua orang asal Sabang, Pidie Jaya dan Aceh Barat Daya, satu orang warga Gayo Lues dan Aceh Tengah serta sembilan orang.

Selain itu, kata dia, per hari ini juga terjadi penambahan dua orang pasien COVID-19 yang dinyatakan sembuh yakni warga Aceh Selatan dan Aceh Tamiang. Serta tiga orang pasien yang meninggal dunia.

“Tiga penderita COVID-19 yang meninggal dunia dalam 24 jam terakhir yakni satu warga Aceh Selatan dan dua warga Aceh Tamiang,” katanya.

 

Hingga Kamis, 20 Mei, total kasus COVID-19 di Aceh telah mencapai 12.814 orang, di antaranya para penyintas yang telah sembuh sebanyak 10.469 orang, pasien yang masih dirawat 1.830 orang dan penderita meninggal dunia sudah mencapai 515 orang.

Saifullah menyebutkan bahwa dari 23 kabupaten/kota di Aceh, hanya tiga yang zona kuning atau risiko rendah penularan COVID-19 yakni Aceh Timur, Aceh Tengah dan Aceh Barat.

"Selebihnya, 20 kabupaten/kota lainnya merupakan zona oranye atau risiko sedang penularan COVID-19," katanya.

Oleh sebab itu, dia meminta warga untuk menjadi peta zonasi tersebut sebagai bahan evaluasi penanggulangan COVID-19.

Ini merupakan instrumen navigasi bagi Satgas COVID-19 dalam merumuskan kebijakan dan pendekatan penanganan pandemi di daerah mulai dari meningkatkan pemeriksaan (testing), pelacakan (tracking) dan pengobatan (treatment) serta meningkatkan kapasitas rumah sakit, katanya.

Menurut dia, peta zonasi risiko harus menjadi referensi sosial masyarakat untuk lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan mulai dari memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas.

“Bila semua pihak memiliki persepsi yang sama dalam sikap dan tindakan mencegah dan memutuskan penularan virus corona, Insha Allah Aceh akan lebih baik ke depan," katanya.