Prajurit TNI yang Tewas Dianiaya di Papua Dimakamkan di Malaka
Jenazah Prada Ardi Yudi/Antara

Bagikan:

JAKARTA - Jenazah Prada Ardi Yudi yang meninggal dunia di Yahukimo, Papua, akibat dianiaya orang tak dikenal dimakamkan di Kabupaten Malaka setelah tiba di Bandara El Tari Kupang, Kamis, 20 Mei pagi.

"Jenazah Prada Ardi tiba pagi tadi, kemudian dijemput secara militer oleh personel Kodim 1604/Kupang, lalu diantar ke Malaka untuk dimakamkan," kata Komandan Kodim 1604/Kupang Kolonel Arh. Abraham Kalelo di Kupang, dilansir Antara.

Abraham menjelaskan bahwa pengantaran almarhum ke kampung halamannya, Malaka, melalui jalur darat dengan waktu tempuh selama 6-7 jam perjalanan.

Selama pengantaran, kata Dandim, personel TNI AD dari Kodim Kupang akan melakukan pengawalan sampai penyerahan jenazah ke Kodim1605/Belu.

 

Pengantaran almarhum Prada Ardi menggunakan mobil jenazah milik dari RST Wirasakti Kupang, RS TNI AD di Kota Kupang.

"Tadi juga saat pengantaran ada komandan dari batalionnya, yakni dari Para Raider 432/Wira Setia Jaya yang ikut mengantar pasiminloknya, Letnan Yuniarta," katanya.

Orang nomor satu di Kodim Kupang itu mengatakan bahwa Prada Ardi bukan merupakan personel TNI yang bertugas di satgas tempur memberantas KKB, melainkan bertugas di lokasi yang rawan.

Pantauan ANTARA, saat tiba di Bandara EL Tari Kupang, sejumlah personel TNI AD, TNI AU, dan keluarga menunggu kedatangan jenazah.

Sementara itu, Komandan Kodim 1605/Belu Letkol Inf. Wiji Untoro yang wilayah kerjanya sampai Kabupaten Malaka mengatakan bahwa pemakaman terhadap Prada Ardi secara militer.

"Saat ini masih di jalan. Akan tetapi, sesuai dengan permintaan keluarga, pada hari Kamis pukul 16.30 akan dimakamkan di TPU Muslim Malaka," katanya.

Kodim Belu, kata dia, akan membantu pemakaman tersebut mengingat seluruh pengantaran jenazah sampai pemakaman ditanggung oleh Negara.

Prada Ardi Yudi bersama rekannya, Praka Alif Nur Angkotasan, sebelumnya diberitakan meninggal dunia setelah dianiaya puluhan orang tak dikenal di Yahukimo, Papua.

Kedua personel TNI itu sedang melakukan pengamanan pembangunan pagar bandara. Namun, kuat dugaan kedua korban diserang kelompok teroris/kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Dalam kejadian tersebut, dua pucuk senjata milik personel TNI itu hilang.