Ahli Bahasa yang Dihadirkan Rizieq: Hasutan Berbeda dengan Undangan
Kegiatan di Petamburan (IST)

Bagikan:

JAKARTA - Ahli bahasa dari Universitas Indonesia (UI) Frans Asisi Datang menyebut ada perbedaan arti antara hasutan dan undangan. Sebab konteks hasutan berdampak negatif.

Penegasan ini disampaikan ahli saat Rizieq Shihab  menyinggung ajakan kegiatan keagaman masuk dalam konteks hasutan atau undangan. Frans menyebut ajakan kegiatan agama masuk dalam konteks undangan. Sebab, tidak menimbulkan hal negatif.

"Apakah undangan keagamaan apapun agamanya apakah itu untuk undangan salat di masjid atau kebaktian di gereja atau ibadah di kelenteng, pura dan lain sebagainya. Undangan keagamaan untuk melaksanakan suatu ritual apakah itu bisa dikategorikan sebagai hasutan itu saja?" tanya Rizieq dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Senin, 17 Mei.

"Hasutan berbeda sekali dengan undangan. Jadi undangan keagamaan itu tidak bisa dikategorikan sebagai hasutan," jawab Frans.

Dalam persidangan, Frans juga sempat memaparkan jika hasutan memiliki unsur menimbulkan kemarahan. Hal inilah yang disebut menimbulkan unsur negatif.

"Kata hasutan dengan undangan dua kata yang beda maknanya sama sekali. Mengundang berarti mempersilakan hadir dalam rapat, perjamuan, dan sebagainya, sedangkan hasutan itu maknanya lebih ke membangkitkan hati orang supaya marah, dua hal yang berbeda," jelas Frans.

Bahkan, Frans juga menekankan soal perbedaan hasutan dengan undangan. Jika memang undangan dikategorikan sebagai penghasutan, harusnya ada dampak pelanggaran aturan.

"Kembali ke istilah menghasut ya, itu kan mengundang bukan menghasut. Lain persoalan kalau menghasut untuk tidak cuci tangan, tidak peduli masalah COVID, tidak usah cuci tangan, tidak usah pakai masker, itu pembodohan untuk kita semua, membuat kita terhalang untuk silaturahmi, misalnya ada mengatakan seperti itu," ungkapnya.

Sementara untuk hasutan, sambung Frans, harus ada persamaan pikiran antara penghasut dan yang dihasut untuk mencapai suatu tujuan.

"Itu penghasutan karena membuat orang marah dengan terhadap pihak tertentu, misalnya pemerintah, dan melakukan aksi atau sikap sehingga dari hasutan itu diharapkan tujuannya ada suatu sikap. Jadi antara penghasut dengan yang dihasut ada the meeting of mind," kata Frans.