JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah yang juga kader PDIP Perjuangan Ganjar Pranowo mengunggah foto lukisan Megawati Soekarnoputri. Ganjar menegaskan dirinya belajar banyak dari Megawati, ketum PDIP. Apakah ini sinyal politik pilpres 2024?
Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Andriadi Achmad menilai, sebetulnya terlalu dini membicarakan Pilpres 2024 karena masih ada waktu 3 tahun lagi. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa aroma pesta demokrasi lima tahunan itu sudah tercium.
"Jadi aroma pilpres ini menarik, dan semacam tidak habis untuk membicarakan pilpres. Apalagi di Pilpres 2024 ini kan tidak ada incumbent, artinya peluang bagi tokoh-tokoh lain yang ingin maju sebagai pilpres berbeda ketika ada incumbent," ujar Andriadi dihubungi VOI, Selasa, 11 Mei.
Kontestasi Pilpres 2024, menurutnya, lebih menarik karena Jokowi tidak bisa mencalonkan diri lagi sebagai petahana. Artinya, persaingan tokoh-tokoh lama maupun baru akan lebih sengit.
"Incumbent itu kan lawan berat bagi para kandidat mendatang. Memang sejak pilpres 2019 sampai saat ini nama nama tokoh sudah muncul ke permukaan, dan memang bukan tokoh baru tapi lama yang hari ini memegang jabatan di posisi penting lain," jelasnya.
Salah satunya adalah Ganjar Pranowo. Ganjar sendiri adalah politisi lama yang sudah beberapa periode menduduki kursi di DPR dari dapil Jawa Tengah. Kemudian pada 2013, dia menjadi gubernur dua periode.
"Jawa Tengah itu kan sekitar 30 juta (penduduk, red) artinya ya lumayan besar Jawa Tengah, dan PDIP pemenang pemilu. Itu basis utamanya Jawa Tengah, jadi seru, istilahnya itu jadi menarik," kata Andriadi.
BACA JUGA:
Namun, direktur eksekutif PolCom SRC itu menilai, maju tidaknya Ganjar pada Pilpres 2024 tergantung ketum PDIP Megawati. Apalagi, partai banteng itu tidak perlu berkoalisi dengan partai lain untuk dapat mencalonkan presiden.
"Karena Bu Mega adalah pemegang restu utama dari PDIP. Cuma yang menjadi persoalan ada anak emas, putri mahkota, Puan Maharani itu nggak bisa disepelekan. Karena bagi Megawati juga kapan lagi untuk mendorong anandanya maju sebagai 01 atau 02. Jadi Ganjar Pranowo tentu yang waswas juga," jelas Andriadi.
"Jadi tergantung bola panas bu Megawati. Kalau bu Mega memutuskan Puan Maharani untuk 01 atau 02, ya wassalam itu Ganjar Pranowo," sambungnya.
Kendati demikian, Ganjar masih memiliki peluang jika Megawati tidak memberi restu untuknya maju Pilpres 2024. Salah satunya, pindah partai politik.
"Namanya politisi hari ini walaupun dia (Ganjar, red) PDIP, bisa aja besok lain-lain asalkan elektabilitas tinggi, terus meroket, popularitas tinggi itu bisa menjadi jalan partai-partai lain. Tidak menutup kemungkinan kalau Ganjar tidak direstui Megawati, artinya, tidak didukung PDIP tentu bisa saja partai lain mendukung beliau 01 atau 02. Jadi terbuka," terang Andriadi.
"Lebih cepat lagi kalau PDIP atau Megawati mendukung maka peluang Ganjar naik sangat besar," katanya menandaskan.