Bagikan:

JAKARTA - Merebaknya pandemi COVID-19 ke seluruh dunia membuat banyak penyelenggara acara besar mulai dari musik, olahraga maupun pendidikan mulai membatalkan diri. Salah satu yang batal adalah Oktoberfest. Tahun ini, festival minum bir terbesar di dunia ala negeri Bavaria Jerman dibatalkan.

Lewat keputusan berat, Perdana Menteri Negara Bagian Jerman Selatan, Markus Soeder mengungkap perayaan yang biasanya dihadiri oleh enam juta orang dari seluruh dunia untuk sejenak menikmati bir dan bernyanyi akhir dibatalkan pada selasa, 21 Maret.

Melansir Reuters, penyelenggaraan Oktoberfest sangat berisiko selama vaksin belum ditemukan. Sebab, sekalipun acara terpaksa diadakan dengan mematuhi aturan penggunakan masker maupun menjaga jarak dengan physical distancing, tetap saja ancaman masih terlalu tinggi.

"Ini bukan tahun yang normal dan sayangnya menjadi tahun tanpa Oktoberfest. Itu menyakitkan. Ini sangat memalukan,” ucap Soeder.

Tak hanya itu. Wali Kota Munchen Dieter Reiter mengatakan menyesal telah mengecewakan dua juta orang yang melakukan perjalanan dari luar negeri untuk mengikuti festival. Dirinya pun tak lupa berucap jika pembatalan Oktoberfest juga menjadi pukulan telah bagi warga Bavaria.

Apalagi pengunjung Oktoberfest dapat mengkonsumsi lebih dari tujuh juta liter bir, seratus ekor sapi, setengah juta ayam dan lebih dari 140 ribu sosis setiap tahunnya. Secara ekonomi, Oktoberfest memang membantu negeri Bavaria untuk mendapatkan pemasukan yang lebih.

Tahun ini menandai ketiga kalinya Jerman harus membatalkan Oktoberfest sejak pertama kali digelar. Sementara, sejak perang dunia terakhir, ini adalah pertama kalinya festival absen. Sebelumnya, penyelenggaraan festival pernah dibatalkan pada tahun 1854 dan 1873 karena pandemi kolera.

Meski begitu, beberapa bagian dari Jerman telah mulai melonggarkan aturan lockdown yang diperkenalkan sejak bulan lalu untuk memperlambat penyebaran virus. Namun, Kanselir Jerman Angela Merkel telah mengingatkan warganya untuk tetap disiplin dalam menghindari COVID-19 setelah beberapa langkah pelonggaran dilakukan.

Sementara itu, Jerman hingga Selasa, 22 April telah mencatatkan angka 143.457 kasus COVID-19, dengan 4.598 kasus meninggal dunia. Oleh sebab itu, beberapa negara bagian mulai mewajibkan orang yang berbelanja atau mereka yang menggunakan transportasi umum untuk wajib mengenakan masker.