Bagikan:

JAKARTA - Jika dicermati, pandemi COVID-19 mampu membuat sektor ekonomi negara di seluruh dunia menjadi lumpuh. Apalagi virus dari Wuhan tersebut mampu memancing negara-negara yang ada untuk memberlakukan kebijakan pembatasan wilayah atau lockdown. Akibatnya, roda perekonomian suatu negara menjadi terganggu.

Bagaimana tidak. Mulai dari pusat bisnis, toko-toko, hingga kantor ikut-ikutan tutup. Alhasil, banyak negara yang kemudian merevisi kembali kebijakan lockdown supaya geliat ekonomi kembali hidup, seperti yang baru saja dilakukan oleh Albania dengan membuka kembali sekitar 600 kegiatan bisnis pada Senin, 20 April.

Melansir Reuters, Perdana Menteri Albania, Edi Rama mengatakan jika mereka tak cepat-cepat mengembalikan geliat ekonomi, maka Albania akan bersiap kehilangan pendapatan sebanyak 540 juta euro hingga Juni.

Oleh karenanya, pembukaan kembali kegiatan bisnis ialah suatu keharusan bagi pemerintah Albania. Sebab, keuangan pemerintah sudah lebih dulu terpukul akibat gempa bumi pada bulan November lalu, karena harus membangun kembali rumah untuk 17 ribu orang.

Sedihnya lagi, kondisi tersebut semakin diperparah dengan adanya sekitar 50 ribu pekerja yang telah kehilangan pekerjaan selama sebulan terakhir. Artinya, pemerintahlah yang dirugikan jika kebijakan membuka kembali kegiatan bisnis tak diambil.

Untuk itu, pemerintah dengan segera pula menerbitkan daftar bisnis yang boleh beroperasi melalui situs resminya sejak hari Sabtu. Tercatat, bisnis yang mendapatkan izin terdiri dari sektor pertanian, perikanan, pengelola makanan, dan para pengecer.

Selebihnya, mulai dari bank, perusahaan konstruksi, pusat layanan komunikasi, supermarket, perusahaan yang mengangkut barang dan pembuat pakaian tetap buka sepanjang pembatasan wilayah atau lockdown.

Meski begitu, pemerintah Albania tetap menekankan warganya untuk mematuhi anjuran physical distancing saat kembali bekerja. Atas dasar itu, hukuman menanti mereka yang tak menaati aturan jaga jarak. Tak tanggung-tanggung, pemerintah akan memenjarakan mereka yang tak melaksanakan aturan.

Sementara itu, sejak awal pandemi dideteksi pada 9 Maret, kini Albania telah mencatat angka sebanyak 548 kasus positif tertular, dan 26 orang yang meninggal dunia akibat keganasan COVID-19.