SULAWESI - Nasib malang dialami dua legislator di DPRD Takalar, Sulawesi Selatan, yakni Johan Nojeng dan Bakri Sewang. Kepala dan lengan mereka dihantam double stick oleh Ketua PDID Takalar yang juga Ketua Badan Kehormatan DPRD Takalar, Andi Noor Zaelan (55) dari PDIP.
Penyebab sementara mereka dihantam karena kedua legislator itu memprotes kebijakan dan bikin ribut di ruang rapat DPRD pada Senin, 3 Mei kemarin.
Usai insiden itu, sebagaimana laporan era.id, dikutip Selasa, 4 Mei, Johan Nojeng (59) dari anggota fraksi partai PBB dan Bakri Sewang yang juga Ketua Fraksi PAN dilarikan ke rumah sakit RSUD Padjonga Daeng Ngalle, Takalar.
Kepala Johan bocor dan terpaksa harus dijahit, lengannya juga memar. Sementara Bakri Sewang juga mengalami hal serupa.
Kata Johan, aksi koboi itu berawal saat dirinya memprotes rencana pembahasan ulang panitia LKPJ, yang sebelumnya sudah dibahas dan sudah ditetapkan.
Dalam ruang DPRD, Johan meminta dilakukan polling, apakah legislator lain setuju kocok ulang panitia LKPj atau tidak. Saat protes itu, Johan lalu diserang oleh Andi Noor Zaelan atau Andi Ellang pakai double stick yang sudah disiapkan di pinggangnya.
Tak cuma itu, Andi Ellang juga dituding mengucapkan kata-kata tak pantas.
"Saya tidak bisa hitung berapa kali dihantamkan (double stick itu) ke saya. Yang jelas, kepala saya dapat 7 jahitan, dan 1 jahitan di lengan kiri,” ungkap Johan.
Sementara Bakri Sewang turut diserang. Kepalanya juga dihantam. Nah, merasa tak terima, kedua orang ini lalu bersepakat melaporkan aksi premanisme Andi Ellang ke Polres Takalar.
“Kami sudah melaporkan saudara Andi Ellang ke Polres Takalar, ini sudah keterlaluan," ujar Bakri Sewang.
BACA JUGA:
Johan menduga, Andi Ellang memang sudah merencanakan akan bertindak brutal.
“Ini sepertinya memang ada unsur perencanaan untuk melakukan penganiayaan, karena pelaku dengan sengaja membawa masuk double stick ke ruang sidang yang disembunyikan di balik pinggang celananya, harus ditangkap ini orang,” tegas Johan Nojeng.
Merespons hal itu, Kanit Pidum Polres Takalar, Ipda Chaidir Ershi Wsw mengatakan, pihaknya sudah melihat ruang Bamus DPRD Takalar, ada darah berceceran, ruangan yang berantakan, beberapa perlengkapan sidang berhamburan di lantai.
"Mengenai motifnya, kami masih menyelidiki bagaimana perdebatan dalam sidang bisa berujung perkelahian," ujar Ipda Chaidir.
Untuk diketahui, Andi Ellang, pada medio tahun lalu, juga sempat ribut dengan salah satu ASN Pemkab Takalar di pinggir Lapangan Makkatang Daeng Sibali.
Atas kejadian itu, Andi Ellang berulang kali memanggil ASN bersangkutan untuk disidang di DPRD. Namun, ASN Pemkab Takalar itu tidak menggubris panggilan BK DPRD sampai kasus itu lenyap.