Hanya di Takmir Masjid Al Amanah Bekasi, WHO, Virolog Hingga Saintis Dunia Bertekuk Lutut!
Kepolisian Sektor Medan Satria Kota Bekasi memediasi kasus insiden pengusiran jamaah akibat memakai masker di dalam masjid. (Pradita Kurniawan Syah/Antara).

Bagikan:

JAKARTA - Pengurus Masjid Al Amanah di Harapan Indah, Kota Bekasi akhirnya minta maaf setelah videonya membentak seorang jemaah yang menolak melepaskan masker viral di media sosial.

Pegiat Media Sosial Eko Kuntadhi turut memberikan pandangan dalam kasus ini. Baru di Harapan Indah, aturan negara harus tunduk pada marbot masjid. 

"Di Masjid Al-Amanah Kompleks Perumahan itu para saintis dunia, ahli Kedokteran, virolog, dan WHO wajib bertekuk lutut di bawah kaki takmir Masjid," kata Eko dari laman Facebooknya dilansir VOI, Senin, 3 Mei.

Menurut Eko, Abdurahman si takmir Masjid, mungkin tak punya kuota untuk mengakses berita yang tersebar luas di internet saat ini. Jemaah haji dan umroh saja tidak melepas maskernya saat di Arab Saudi. Belum lagi, saat ini mucul klaster baru COVID di berbagai acara pengajian dan tarawih.

"Abdurahman takmir itu, berkasa penuh. Ia mencatut nama Allah untuk membentengi kekuasaanya," 

"Abdurahman lebih tinggi dari mufti manapun di seluruh dunia. Ia lebih tinggi dari semua aturan. Baginya menjadi takmir Masjid artinya kekuasaan mutlak di Masjid itu. Apapun yang menjadi pandangannya adalah hukum tertinggi," terang Eko.

Bagi Eko, sebetulnya bukan perkara COVID yang hendak disuarakan si takmir masjid ini melainkan benturan antara aturan pemerintah dan aturan agama. 

"Ia punya keyakinan selalu membenturkan negara dengan agama. Makanya jangan heran jika ia mengatakan, ini masjid mengikuti aturan Allah. Bukan aturan pemerintah. Abdurahman seperti baru saja balik dari surga. Bicara langsung dengan Allah tentang bagaimana aturan masuk masjid saat pandemi. Lalu ia turun lagi di Bekasi. Bertemu Roni yang sholat di sana," ujar Eko.