Kerumunan di Pasar Tanah Abang, Epidemiolog: Bukan Hanya Bawa Pulang Baju Lebaran, tapi Juga Bawa Virus
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menyayangkan adanya kerumunan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Kata dia, masyarakat harusnya tetap waspada dengan adanya penularan COVID-19.

Dia bahkan menyebut, masyarakat yang berdesakan di sana bisa saja tak hanya mendapatkan baju lebaran tapi juga terpapar virus COVID-19. Apalagi, dalam sebuah video yang viral, masyarakat berada di satu area dalam ruangan dan tak menaati protokol kesehatan.

"Ya, ini bisa saja belanja baju lebaran yang didapat bukan cuma baju lebarannya tapi juga virus COVID-19 juga dapat dibawa pulang," kata Dicky saat berbincang dengan VOI, Minggu, 2 Mei.

Epidemiolog ini meminta masyarakat tak menganggap remeh pandemi COVID-19. Sebab, berbagai hasil riset menunjukkan orang yang tak bergejala saat terpapar virus ini cenderung memiliki gangguan kesehatan dan dapat menurunkan kualitas hidup ke depannya.

"Saya ingin mengingatkan bahwa sekali lagi, riset terakhir membuktikan bahwa pada orang tanpa gejala, gangguan kesehatan itu makin besar terutama selain di jantung, para, juga pembuluh darah. Ini bisa memanjang dan berpotensi menurunkan kualitas hidup," tegas Dicky.

"Jadi meski kini belum merasakan, itu bisa terjadi dan ini yang membuat COVID-19 ditakuti di negara maju," imbuhnya.

Lebih lanjut, Dicky menyoroti peran pemerintah dalam mencegah hal ini terjadi. Menurutnya, jika memang pasar atau pusat perbelanjaan mau dibuka agar aktivitas perekonomian tetap berjalan maka aturannya harus dibuat sedemikian rupa. 

"Pasar itu kan memang tempat berkumpul. Jadi kalau mau dibuka, ya, harus konsekuen dengan protokolnya, aturannya. Kalau semua itu aturannya tidak dipatuhi, dijalankan, ya, sebagus apapun kita akhirnya memperburuk situasi pandemi," ujarnya.

Selain itu, Dicky juga menyebut adanya kerumunan di pasar seperti yang ada di video tersebut menunjukkan kegiatan belanja online masih belum diikuti oleh masyarakat di tengah pandemi. Sehingga, pemerintah harusnya serius untuk memperhatikan ini agar tak terjadi penularan virus di tengah masyarakat.

"Jadi mekanisme yang seharusnya bisa disesuaikan dengan wabah ini enggak ada. Mungkin juga mereka ini (masyarakat, red) tidak mendapat arahan dan harusnya ini diperhatikan," katanya.

Diberitakan sebelumnya, sebuah video yang menunjukkan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat dipadati pengunjung viral di media sosial. Dalam video ini, tampak para pengunjung berdesakan tanpa mengikuti protokol kesehatan.

Mengantisipasi hal tersebut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kemudian melakukan respon cepat dengan berkoordinasi dengan tiap pimpinan Perumda Pasar Jaya. Tindakan ini bertujuan agar pengelola pasar, tak terkecuali Pasar Tanah Abang, dapat mengetatkan pengawasan sehingga laju kasus aktif COVID-19 bisa dikendalikan secara sistematis.

Pengawasan ini nantinya akan dilakukan oleh Satuan Tugas (Satgas) COVID-19. Hal ini bertujuan agar aktivitas roda perekonomian tetap berjalan tapi pengunjung dapat tetap mematuhi protokol kesehatan.

"Kami akan mengantisipasi segala potensi terjadinya lonjakan kasus aktif, seperti kegiatan di setiap pasar menjelang lebaran, Idulfitri. Mulai hari ini hingga seterusnya, kami akan menempatkan satgas COVID-19 untuk mengatur pengunjung dan menertibkan pelanggar protokol kesehatan," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi DKI Jakarta Marullah Matali dalam keterangan tertulisnya, yang dikutip Minggu, 2 Mei.

Selain itu, bagi siapapun yang melanggar protokol kesehatan pencegahan COVID-19 dipastikan tidak akan boleh memasuki area pasar. "Intinya, setiap pengunjung dilarang memasuki area pasar jika tidak mengenakan masker," tegasnya.