JAKARTA - Tiga ratus lima puluh penulis Israel menyerukan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza dan membawa pulang 59 sandera yang tersisa.
Para penandatangan termasuk David Grossman, Shifra Horn, Fania Oz-Salzberger, Yehoshua Sobol, Ilan Sheinfeld, Zeruya Shalev serta penulis, penyair, editor, penerjemah, ilustrator, dan profesional sastra lainnya.
"Hamas telah menawarkan kesepakatan untuk memulangkan sandera, pembebasan tahanan, dan gencatan senjata. Perdana menteri menguraikan kesepakatan bertahap tetapi telah melakukan segala kemungkinan selama tujuh belas bulan terakhir untuk menggagalkan kesepakatan tersebut, karena khawatir berakhirnya perang akan berarti berakhirnya kekuasaannya, dan kebebasannya sebagai terdakwa kriminal," demikian bunyi surat tersebut, melansir The Times of Israel 15 April.
"Demi kebebasannya, karena takut dipenjara karena dakwaan yang masih menunggu, perdana menteri terus merampas kebebasan para sandera, membahayakan tentara IDF, dan menimbulkan kerugian yang tidak proporsional pada penduduk sipil Gaza, semua itu dilakukan sambil meningkatkan kudeta konstitusional di Israel," lanjut surat itu.
"Dengan melakukan hal itu, perdana menteri melanggar nilai-nilai paling mendasar dari masyarakat yang adil dan negara yang demokratis, serta prinsip-prinsip dasar Deklarasi Kemerdekaan Israel. Dia mengikis tanggung jawab bersama, kesetaraan, dan keadilan, dan mengubah kita dari warga negara yang setara dalam demokrasi yang berfungsi menjadi subjek teokrasi otoriter, di mana kita diwajibkan untuk bertugas di militer, mengorbankan anak-anak kita untuk berhala yang berkuasa, tetapi ditolak hak yang sama, tanggung jawab bersama, dan keadilan serta keamanan yang menjadi kewajiban negara demokratis bagi warganya," tegas surat itu.
Para penanda tangan juga menyebutkan, perdana menteri telah menentang keras penolakan beberapa prajurit cadangan untuk bertugas, tetapi ia dan para menterinya secara hukum dan finansial memungkinkan pengecualian menyeluruh dari tugas bagi kaum ultra-Ortodoks, yang memungkinkan mereka untuk mengelak dari tanggung jawab atas keamanan dan masa depan Israel.
BACA JUGA:
"Perang ini membahayakan nyawa para prajurit IDF, para sandera, dan menyebabkan penderitaan yang mengerikan bagi warga sipil yang tak berdaya di Gaza," tulis para penulis dalam surat itu.
"Tindakan yang dilakukan di Gaza dan wilayah pendudukan tidak dilakukan atas nama kami, tetapi akan dilakukan atas nama kami. Kami meminta Anda untuk segera menghentikan perang, memulangkan semua sandera ke rumah, dan memetakan jalur internasional yang disepakati di masa depan untuk Gaza," seru mereka.
Surat tersebut menyatakan, sebagian besar penanda tangan telah bertugas di IDF dan berkontribusi dalam membangun Negara Israel, budayanya dan literaturnya.