Bagikan:

JAKARTA - Serangan udara Israel ke Gaza menewaskan 254 orang. Serangan ini mengancam ‘kehancuran’ gencatan senjata selama dua bulan karena Israel berjanji akan menggunakan kekuatan untuk membebaskan para sandera yang tersisa di jalur Gaza.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dirinya telah memerintahkan militer untuk mengambil "tindakan keras" terhadap kelompok Islam Palestina Hamas di Gaza sebagai respons atas penolakan kelompok tersebut untuk membebaskan para sandera yang ditawan di sana dan penolakan terhadap usulan gencatan senjata.

"Israel akan, mulai sekarang, bertindak melawan Hamas dengan meningkatkan kekuatan militernya," kata kantor perdana menteri Israel dilansir Reuters, Selasa, 18 Maret.

Setelah serangan hebat, tentara Israel mengeluarkan perintah evakuasi untuk sejumlah lingkungan di Gaza.

Sementara itu, Hamas menuduh Israel membatalkan kesepakatan gencatan senjata yang diperjuangkan dengan keras, sehingga nasib 59 sandera yang masih ditahan di Gaza menjadi tidak pasti.

Tekanan intens Israel yang baru terhadap Hamas terjadi saat ketegangan berkobar di tempat lain di Timur Tengah, pemasok utama minyak ke pasar global, yang telah menyebabkan perang Gaza menyebar ke Lebanon, Yaman, dan Irak.

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Senin, dia akan meminta pertanggungjawaban Iran atas serangan lebih lanjut terhadap pengiriman internasional yang dilakukan oleh kelompok Houthi.

Serangan di Gaza dilaporkan terjadi di beberapa lokasi. Pejabat kementerian kesehatan Palestina mengatakan banyak dari korban tewas adalah anak-anak.

Militer Israel mengatakan mereka menyerang puluhan target, dan bahwa serangan akan terus berlanjut selama diperlukan dan melampaui serangan udara, meningkatkan prospek bahwa pasukan darat Israel dapat melanjutkan pertempuran.

Serangan itu jauh lebih luas dalam skala daripada serangan pesawat tak berawak biasa yang menurut Israel telah dilakukan baru-baru ini terhadap individu atau kelompok kecil yang diduga militan, dan menyusul upaya yang gagal selama berminggu-minggu untuk menyetujui perpanjangan gencatan senjata yang disepakati pada 19 Januari.