Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio yakin, satelit dapat digunakan untuk memantau kepatuhan terhadap perjanjian gencatan senjata potensial di Ukraina.

Ukraina diketahui menyetujui usulan gencatan senjata penuh selama 30 hari dalam perangnya dengan Rusia, usai pertemuan di Arab Saudi dengan delegasi Amerika Serikat pada Hari Selasa lalu.

"Hal yang menarik tentang peperangan modern adalah bahwa pemantauan menjadi lebih mudah dari sebelumnya," katanya kepada wartawan di sebuah bandara di Irlandia setelah berunding dengan delegasi Ukraina di Jeddah, dilansir dari TASS 13 Maret.

"Hanya karena ada begitu banyak mata di lapangan, dan juga ada berbagai macam satelit komersial di udara, dan akan sangat sulit untuk menyembunyikan serangan pesawat tanpa awak, akan sulit untuk menyembunyikan serangan rudal, serangan balistik, artileri," kata Menlu Rubio ketika ditanya bagaimana gencatan senjata potensial dapat ditegakkan.

"Jadi, kami merasa itu adalah sesuatu yang dapat dipantau," tambahnya.

Sebuah pernyataan bersama, yang diterbitkan setelah perundingan AS-Ukraina pada 11 Maret di Jeddah mengatakan, kedua negara telah sepakat untuk segera menandatangani perjanjian komprehensif tentang pengembangan sumber daya mineral yang sangat penting.

Pemerintah Kyiv telah mengonfirmasi kesiapannya untuk menerima usulan Washington untuk gencatan senjata selama 30 hari dalam konflik dengan Rusia.

Pada gilirannya, Pemerintah Washington berjanji untuk segera melanjutkan penyediaan intelijen dan dukungan kepada Ukraina.

Terpisah Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada Hari Selasa, pihaknya bermaksud untuk mengadakan pembicaraan dengan pihak Rusia nanti "hari ini atau besok."

Di Moskow, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova tidak mengesampingkan kontak antara perwakilan Rusia dan AS akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.