Di Hadapan Presiden AS Biden, Jokowi Tegaskan Indonesia Sangat Serius Kendalikan Perubahan Iklim
Presiden Jokowi (Youtube Setpres)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyebut Indonesia sangat serius memperbaiki dan mengendalikan dampak perubahan iklim. 

Hal ini disampaikan Jokowi dalam forum Leaders Summit on Climate yang digagas Presiden Amerika Serikat Joe Biden.

Konferensi tingkat tinggi (KTT) yang digelar secara virtual ini dihadiri oleh sejumlah pemimpin negara. Forum ini membahas perubahan iklim yang terjadi saat ini. 

"Indonesia sangat serius dalam pengendalian perubahan iklim dan mengajak dunia untuk melakukan aksi-aksi nyata, to lead by example," kata Jokowi dalam pidato yang ditayangkan Youtube Sekretariat Presiden, Kamis, 22 April.

Sebagai negara kepulauan terbesar dan pemilik hutan tropis, Jokowi menyebut penanganan perubahan iklim adalah kepentingan nasional Indonesia melalui kebijakan pemberdayaan dan penegakan hukum. 

Bahkan, Jokowi menuturkan laju deforestasi atau penggundulan hutan di Indonesia saat ini turun terendah dalam dua puluh tahun terakhir. 

"Penghentian konversi hutan alam dan lahan gambut mencapai 66 juta hektare, lebih luas dari gabungan luas Inggris dan Norwegia. Penurunan kebakaran hutan hingga sebesar 82 persen di saat beberapa kawasan di Amerika, Australia, dan Eropa mengalami peningkatan terluas," jelas dia.

Jokowi mengatakan saat ini Indonesia telah memutakhirkan nationally determined contribution (NDC) untuk meningkatkan kapasitas adaptasi dan ketahanan iklim. Untuk mencapai target persetujuan Paris dan agenda bersama berikutnya, Jokowi memandang kemitraan global harus diperkuat. 

"Kita harus membangun kesepahaman, kita harus membangun strategi dalam mencapai net zero emission, dan menuju UNFCCC COP29 Glasgow," ungkapnya.

Selain itu,  Jokowi memamerkan Indonesia sedang mempercepat pilot percontohan net zero emission. Antara lain dengan membangun Indonesia Green Industral Park seluas 12.500 hektare di Kalimantan Utara, yang akan menjadi yang terbesar di dunia.

Pemerintah Indonesia juga melakukan rehabilitasi hutan mangrove seluas 620 ribu hektare sampai 2024. Angka ini terluas di dunia dengan daya serap karbon mencapai empat kali lipat dibanding hutan tropis.

"Indonesia terbuka bagi investasi dan transfer teknologi termasuk investasi untuk transisi energi. Peluang besar juga terbuka bagi pengembangan bahan bakar nabati, industri baterai lithium, dan kendaraan listrik," ujar Jokowi.

"Indonesia juga terus mendukung upaya para sahabat kami di kawasan Pasifik. Kita harus terus melakukan aksi bersama, kemitraan global yang nyata, dan bukan saling menyalahkan, apalagi menerapkan hambatan perdagangan dengan berdalih isu lingkungan," pungkasnya.