Gelombang Kasus COVID-19 di India, Satgas Minta Masyarakat Hati-hati Agar Indonesia tak Alami yang Serupa
ILUSTRASI/PIXABAY

Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyebut terdapat lonjakan kasus di India dan Turki saat ini. Wiku mengatakan perkembangan ke arah yang kurang baik ini sangat disayangkan.

"Mengingat sudah satu tahun dunia menghadapi pandemi ini. Nyatanya perjuangan menghadapi virus ini masih belum juga akan berakhir," kata Wiku dalam tauangan Youtube Sekretariat Presiden, Kamis, 22 April.

Selama dua bulan terakhir, kasus COVID-19 di India menunjukkan lonjakan yang sangat tajam. Grafik menunjukkan, pada awalnya India telah berhasil menjaga agar kasus positifnya terus menurun dan berada di angka yang stabil rendah. 

Namun sejak pertengahan Februari hingga hari ini, lanjut Wiku, angka kasus positif di India melonjak sangat tajam.

"Kasus di India dari yang sebelumnya hanya sekitar 9.000 kasus baru menjadi lebih dari 300.000 kasus baru per harinya. Ini berarti kenaikannya mencapai lebih dari 30 kali lipat," tutur Wiku.

Sementara di Turki, kasus positif harian juga mengalami peningkatan yang cukup tajam. di bulan Januari, Turki berhasil mempertahankan kasus positif harian di angka 5000 kasus baru. 

Namun, angka tersebut terus meningkat tajam hingga bulan April hingga mengalami penambahan lebih dari 60.000 kasus baru per harinya atau meningkat 12 kali lipat.

Satu lagi negara yang menjadi perhatian, yakni Brazil. Selama enam bulan, angka kasus positif harian di brazil cenderung Belum menunjukkan perbaikan sejak 6 bulan yang lalu, yaitu sejak bulan Oktober 2020. 

"Sepanjang bulan Oktober 2020 hingga April 2021, perkembangan kasus positif di Brazil masih berkisar di angka 50.000 sampai 70.000 kasus baru setiap harinya," ujar Wiku.

Wiku menyebut, tren perkembangan kasus global penting untuk kita perhatikan sebagai bahan refleksi dalam usaha penanganan COVID-19 di Indonesia. 

"Apabila Indonesia tidak hati-hati dan disiplin menjalankan protokol Kesehatan, tidak menutup kemungkinan kita dapat mengalami lonjakan kasus yang signifikan dan tentunya sangat berpotensi berujung fatal," jelasnya.