Bagikan:

JAKARTA - Operasi militer Israel di Jenin merupakan teror terhadap warga Palestina, serta untuk melanggengkan okupasi Israel di Tepi Barat, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Roy Soemirat.

Roy mengatakan Indonesia mengecam kekerasan dan operasi militer di Tepi Barat, meyakini sangat kontradiktif dengan semangat untuk membuat situasi menjadi kondusif di kawasan.

"Upaya ini tidak bisa dipungkiri merupakan teror yang dilakukan terhadap warga palestina dan ditujukan untuk melanggengkan okupasi Israel di Tepi Barat," tegas Roy dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat 7 Februari.

"Kita akan terus mengecam keras dan mencari hal-hal yang bisa dilakukan bersama masyarakat internasional," tandas Roy.

Diberitakan sebelumnya, pasukan Israel yang didukung helikopter dan buldoser lapis baja memulai serangan ke Jenin pada 21 Januari, dua hari setelah kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel berlaku.

Jenin merupakan rumah bagi kamp pengungsi yang penuh sesak dihuni keturunan warga Palestina yang diusir atau melarikan diri dari rumah mereka dalam perang tahun 1948.

Kantor berita Palestina WAFA melaporkan pada Hari Jumat, Israel melanjutkan serangan ke Jenin yang sudah memasuki hari ke-18. Itu dikatakan meninggalkan kehancuran, 25 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.

Serangan itu ditandai dengan penghancuran rumah-rumah, kerusakan properti yang meluas dan dampak parah pada infrastruktur di area tersebut.

Perkiraan menunjukkan hampir 90 persen populasi kamp telah dipindahkan secara paksa, dengan banyak yang mencari perlindungan di 39 desa dan kota di seluruh provinsi Jenin.

Pengungsian skala besar ini telah membuat wilayah tersebut berada dalam kondisi kebutuhan kemanusiaan yang sangat mendesak.