Warga Padang Pariaman Klaim Temukan Meteor di Kebun Pepaya, Sudah Telepon NASA
Warga Padang Pariaman, Sumatera Barat Robi Tamar (40) mengklaim menemukan batu meteor seberat delapan kilogram (ANTARA)

Bagikan:

PADANG - Warga Kecamatan VII Koto, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat Robi Tamar (40) mengklaim menemukan batu meteor seberat delapan kilogram. Batu diklaim meteor ditemukan di kebun pepaya miliknya bulan Februari 2021.

"Awalnya sekitar akhir 2020 ada warga yang melihat api besar yang jatuh ke arah kebun saya, namun saya tidak percaya karena saya memang mengira daerah kebun angker," kata Robi di VII Koto dikutip Antara, Selasa, 20 April.

Meski mendapatkan informasi itu, Robi tidak langsung melihat kondisi kebunnya karena harga komoditas yang ditanam juga anjlok sehingga dia tidak mempedulikan lahan yang pernah digarapnya itu.

Hingga akhirnya dirinya menemukan serpihan batu bekas terbakar yang diduganya batu meteor pada Februari 2021.

Setelah menemukan batu itu, kata dia, secara bertahap ia menemukan jenis batuan lainnya.

Dia melihat daun kelapa dan pepaya di kebunnya terlihat bekas terbakar dan menemukan batu tertancap di tanah yang di keliling batu itu terdapat tanah yang menyembul seperti bekas ledakan.

"Setelah itu saya mencoba mencari tahu jenis batuan ini, namun tidak membuahkan hasil. Hingga akhirnya saya bergabung ke Komunitas Meteor Indonesia, di sana saya mencari orang yang memahami batu meteor," katanya.

Robi mencoba menjalin komunikasi dengan orang tersebut dan menanyakan jenis batu yang dimiliki. Orang itu pun memberitahukan bahwa batu yang dimiliki merupakan batu meteor.

Dari penjelasan orang tersebut, batu yang ditemukan itu merupakan batuan meteor jenis langka yaitu campuran batuan dengan logam, tembaga, dan emas.

Setidaknya ada sejumlah jenis batuan meteor yang ditemukannya. Saat diuji, magnet dapat menempel di seluruh batuan yang ditemukan tersebut.

Dalam waktu dekat, Robi akan memeriksa batu tersebut ke Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) guna memastikan temuannya.

"Saya sudah mencoba menghubungi NASA namun diarahkan ke LAPAN," ujarnya.

Dia mengatakan dirinya bersedia menjual batu yang ditemukan tersebut, namun dengan catatan si pembeli akan menggunakannya untuk edukasi.