JAKARTA - Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi, Faisal Akbar Awaludin akhirnya memilih untuk berdamai setelah sempat bersitegang dengan guru honorer yang menggelar aksi damai di depan Gedung DPRD Kabupaten Sukabumi di Komplek Perkantoran Jajaway, Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat (Jabar) pada Kamis 30 Januari.
"Saya yang merupakan keluarga besar DPRD Kabupaten Sukabumi sempat tidak terima dikatakan DPR adalah dewan pengkhianat rakyat oleh ribuan guru honorer R3 yang sedang melakukan aksi. Mendengar lembaga kami dihina saya spontan melawan dan sempat terjadi ketegangan antara saya dengan massa," kata Faisal di Sukabumi, Kamis 30 Januari, disitat Antara.
Dari pantauan di lokasi, ketegangan antara salah seorang anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi tersebut saat massa meneriaki kata-kata "dewan pengkhianat rakyat".
Kebetulan, Faisal yang menjadi salah satu anggota legislatif yang menerima aksi ribuan guru honorer R3 ini naik pitam dan sempat adu mulut dan bersitegang dengan pengunjuk rasa, tim keamanan yang tengah bersiaga pun langsung melerai dan mengamankan anggota legislatif tersebut antisipasi terjadi hal yang tidak diinginkan.
Setelah direlai dan suasana mendingin, Faisal yang berasal dari daerah pemilihan (dapil) III Kabupaten Sukabumi akhirnya meminta maaf di hadapan anggota DPRD Kabupaten Sukabumi lainnya, tim pengamanan dan massa atas perbuatan khilafnya itu.
"Saya sudah meminta maaf atas kejadian ini, apalagi saya juga sempat berprofesi sebagai guru honorer dari 2010 sampai 2013 dan pernah merasakan bagaimana menjadi guru honorer yang hidup dengan serba kekurangan ditambah dengan upah yang minim," tuturnya.
Faisal mengatakan pihaknya akan mengupayakan apa yang menjadi tuntutan para guru honorer ini apalagi dua adiknya dan seorang bibi juga merupakan guru honorer yang statusnya hingga kini tidak jelas.
BACA JUGA:
Sementara, Koordinator Aksi Deril Sukma mengatakan insiden tersebut saat pihaknya menyampaikan aspirasi kepada para pemangku kebijakan khususnya DPRD. Sebagai masyarakat berhak menyampaikan pendapat di muka umum.
Sehingga dirinya yang melihat ada salah seorang oknum anggota DPRD Kabupaten Sukabumi yang bersikap arogan langsung bereaksi.
"Kepada anggota legislatif itu saya sempat berkata "hati-hati dengan ucapannya, hati hati dengan ucapannya" setiap warga negara punya hak dalam menyampaikan pendapat, tetapi pada kenyataan yang kami alami malah dijegal oleh seorang oknum," katanya.
Deril mengatakan awalnya pihaknya hendak melaporkan kejadian itu kepada Badan Kehormatan DPRD Kabupaten Sukabumi, namun niatnya itu diurungkan karena yang bersangkutan sudah meminta maaf dan mungkin salah argumen saja saat menghadapi massa.
Hingga Kamis sore sekitar pukul 15.30 WIB, massa masih berkumpul di halaman Gedung DPRD Kabupaten Sukabumi untuk mendapatkan kepastian dan belum ada dari pihak legislatif yang memberikan keterangan terkait tuntutan para guru honorer itu.