JAKARTA - Iran akan mengadakan perundingan nuklir dengan tiga negara Eropa, yakni Prancis, Inggris, dan Jerman pada hari ini Senin 13 Januari.
"Ini bukan negosiasi," kata Kementerian Luar Negeri Jerman kepada AFP, Senin 13 Januari.
Iran juga menekankan bahwa perundingan ini hanyalah "konsultasi."
Perundingan itu digelar hanya seminggu sebelum Presiden terpilih AS Donald Trump resmi memangku jabatan.
Pertemuan tersebut menjadi putaran kedua perundingan membahas program nuklir Iran setelah pertemuan rahasia yang diadakan di Jenewa, Swiss, pada November 2024. Kala itu, pertemuan dihadiri Iran dan tiga negara Eropa, yang dikenal sebagai E3.
Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baqaei mengatakan, rencananya perundingan terkait nuklir akan berlangsung hingga besok.
"Tujuan utama perundingan ini adalah untuk menghapus sanksi terhadap Iran," katanya.
BACA JUGA:
Baqaei menambahkan, Iran juga "mendengarkan... topik-topik yang ingin diangkat oleh pihak-pihak yang berseberangan."
Pada Kamis, 9 Januari 2025, Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan, pertemuan pada hari ini merupakan tanda bahwa negara-negara E3 terus berupaya mencapai solusi diplomatik untuk program nuklir Iran.
Pembicaraan perundingan tersebut akan seputar program nuklir Iran mengingat Trump akan segera kembali ke Gedung Putih pada 20 Januari 2025.
Selama masa jabatan pertamanya menjadi Presiden AS, Trump telah menjalankan kebijakan "tekanan maksimum", menarik AS dari kesepakatan nuklir penting dengan memberlakukan pembatasan pada program nuklir Iran sebagai imbalan atas keringanan sanksi.
Iran mematuhi kesepakatan tersebut hingga AS menarik diri. Iran akhirnya mulai mencabut komitmennya.
Upaya untuk menghidupkan kembali pakta nuklir 2015 telah gagal dan pejabat Eropa telah berulang kali menyatakan frustrasi atas ketidakpatuhan Iran.
"Titik kritis" terjadi pada pekan lalu saat Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan percepatan program nuklir Iran "membawa kita sangat dekat ke titik kritis".
Iran kemudian mengecam komentar Macron dengan membalasnya: "tidak berdasar" dan "menipu."