JAKARTA - Nadia, seekor harimau di Kebun Binatang Bronx, New York, Amerika Serikat (AS) jadi hewan pertama yang dinyatakan positif terinfeksi COVID-19. Selain Nadia, dua harimau lainnya dan tiga singa Afrika juga menderita batuk kering seperti gejala virus corona.
Pihak Conservation Society langsung menangani Nadia serta beberapa ekor kucing besar lainnya di kebun binatang Bronx yang memiliki gejala gangguan pernapasan. Tes virus corona alias Covid-19 langsung dilakukan bagi harimau dan singa Afrika tersebut yang diawasi oleh Laboratorium Layanan Hewan Nasional USDA yang berpusat di Ames, Iowa.
"Meskipun mereka mengalami penurunan nafsu makan, para harimau dan singa di Kebun Binatang Bronx dinyatakan baik-baik saja selama di bawah pengawasan perawat hewan. Mereka masih waspada dan interaktif dengan penjaga mereka," kata pihak kebun binatang seperti dilansir dari CNN.
Hewan-hewan tersebut tertular COVID-19 dari seorang petugas kebun binatang yang terjangkit COVID-19 tanpa gejala sama sekali. Petugas tersebut memang sehari-harinya merawat hewan-hewan tersebut. Kebun Binatang Bronx telah ditutup untuk umum sejak 16 Maret.
Akibat tertularnya harimau dengan COVID-19 pihak Departemen Pertanian AS meminta masyarakat yang dirasa memiliki gejala COVID-19 disarankan untuk meminimalkan kontak dengan hewan, termasuk hewan peliharaan, sampai lebih banyak informasi diketahui tentang virus ini.
"Tidak diketahui bagaimana penyakit ini akan berkembang pada kucing besar karena spesies yang berbeda bereaksi secara berbeda terhadap infeksi baru, tetapi kami akan terus memantau mereka dengan seksama dan mengantisipasi pemulihan penuh," tambahnya.
Selain itu, kebun binatang di seluruh AS telah kini melakukan upaya ekstra untuk melindungi kera besar dalam perawatan mereka, karena kera besar dapat dengan mudah tertular penyakit pernapasan dari manusia. Para ahli telah memeringatkan bahwa mereka mungkin sangat rentan terhadap COVID-19
Tim Kebun Binatang Bronx juga berjanji akan berbagi informasi diagnosa secara luas dengan kebun binatang dan komunitas ilmiah
"Saya curiga ada kasus lain, dan sekarang kami membagikan informasi ini, saya punya firasat, kemungkinan kasus lain akan muncul," kata Paul Calle, kepala dokter hewan untuk Kebun Binatang Bronx.
John Goodrich, kepala ilmuwan dan direktur program harimau di Panthera, organisasi konservasi kucing besar global, prihatin dengan populasi harimau liar.
“Kucing besar seperti harimau dan singa sudah menghadapi ancaman terhadap kelangsungan hidup mereka di alam liar. Jika COVID-19 dapat menulari populasi kucing besar liar dan menjadi penyebab kematian yang signifikan, ini akan menjadi keprihatinan yang sangat serius bagi masa depan spesies ini,” kata Goodrich.