Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir menyebut saat ini pihaknya tengah mencari perusahaan swasta di bidang farmasi untuk membantu proses produksi vaksin Merah Putih.

Honesti mengaku fasilitas medis milik perusahaan pelat merah ini tidak bisa melakukan proses filling line atau pengisian dosis sendiri.

Oleh sebab itu, Bio Farma membuka ruang bagi pihak swasta yang ingin bermitra dalam pengemasan vaksin produksi tanah air tersebut.

"Karena saat ini kita juga lagi memproduksi vaksin COVID-19, tentunya kami sedang melakukan seleksi dengan beberapa industri farmasi swasta dalam proses filling line, ada yang bisa cepat untuk membantu memproduksi vaksin Merah Putih," kata Honesti dalam konferensi pers virtual, Jumat, 16 April. 

Saat ini, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman masih mengembangkan bibit (seed) vaksin Merah Putih, sebelum akhirnya diserahkan kepada Bio Farma untuk proses produksi.

"Saat ini sudah sampai di tahap akhir, di mana kami sudah bisa mengembangkan protein rekombinan sesuai dengan targetnya, yakni protein S dan protein N, protein yang akan dijadikan sebagai kandidat vaksin," ujar Ketua Eijkman Amin Soebandrio.

Amin mengaku proses ini lewat dari target yang mestinya diselesaikan akhir bulan Maret lalu. Namun, ia memastikan pengembangan bibit vaksin Merah Putih hingga produksinya dilakukan sebaik mungkin.

"Proses berikutnya akan akan lebih banyak dilakukan oleh teman-teman dari Bio Farma. Tentunya, Eijkman tidak langsung lepas tangan, tapi tetap akan ikut serta dalam perkembangan selanjutnya sampai dengan uji klinik fase 1, 2, dan 3," jelas Amin.

Sebagai informasi, uji klinik fase 1 ditargetkan akan dimulai pada Maret 2022, kemudian dilanjutkan fase 2 dan fase 3. Lalu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memperkirakan izin kedaruratan atau emergency use authorization (EUA) vaksin Merah Putih akan keluar pada Juni 2022.