Bagikan:

JAKARTA - Korea Selatan memperpanjang penutupan Bandara Internasional Muan yang menjadi lokasi kecelakaan pesawat Jeju Air, sementara seluruh jenazah korban siap diserahkan ke keluarga atau kerabat.

Penjabat Menteri Dalam Negeri Ko Ki-dong mengatakan, pemerintah akan menyelesaikan penyerahan seluruh 179 jenazah korban kecelakaan pesawat Jeju Air yang mematikan kepada keluarga dan kerabat mereka pada Hari Senin.

Ko menyampaikan hal tersebut dalam sebuah rapat tanggapan pemerintah, dan mengatakan bahwa upaya pencarian dan pemulihan di lokasi kecelakaan telah mencapai tahap akhir.

Dia mengatakan, pemerintah akan "terus memberikan dukungan setelah pemakaman," menambahkan persiapan sedang dilakukan untuk mendirikan sebuah organisasi untuk mendukung keluarga yang berduka, dikutip dari The Korea Times 6 Januari.

Pesawat Boeing 737-800 milik maskapai penerbangan Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C2216 dan registrasi HL8088 dari Bandara Internasional Suvarnabhumi, Thailand mengalami kecelakaan maut saat mendarat di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan pada 29 Desember.

Pesawat yang mengangkut 175 penumpang dan enam awak dalam penerbangan itu berubah menjadi bola api setelah melakukan pendaratan darurat dan menghantam struktur beton. Hanya dua awak pesawat yang selamat dari peristiwa itu.

Sementara itu, Pemerintah Korea Selatan mengatakan pada Hari Senin bahwa mereka akan memperpanjang penutupan Bandara Internasional Muan selama seminggu hingga 14 Januari, mempertimbangkan investigasi yang sedang berlangsung atas jatuhnya pesawat Jeju Air, dikutip dari Reuters.

Sedianya, bandara tersebut direncanakan untuk dibuka kembali pada Hari Selasa.

Sebuah tim investigasi gabungan meningkatkan penyelidikan atas kecelakaan udara paling mematikan di Korea Selatan ini.

Sementara itu, dua penyelidik dari Korea Selata akan berangkat ke Amerika Serikat dengan membawa perekam data penerbangan untuk dianalisis oleh Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS pada hari ini.

Diketahui, perekam data penerbangan, bersama dengan perekam suara kokpit, adalah dua kotak hitam yang berisi informasi penting tentang kecelakaan itu.

Sebelumnya, para penyelidik pada Hari Sabtu mengumpulkan transkrip lengkap dari perekam suara kokpit yang ditemukan dari reruntuhan Jeju Air. Belum jelas apakah mereka akan mengungkapkan transkrip tersebut.