Bagikan:

JAKARTA - Seorang wartawati salah satu media online nasional berinisial S menjadi korban pelecehan yang dilakukan seorang pedagang buah durian di kawasan Bassura, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.

Menurut keterangan korban, aksi pelecehan terjadi pada Rabu malam, 1 Januari 2025, sekitar pukul 22.00 WIB, saat S dan suaminya pergi ke kawasan Bassura untuk membeli durian.

Karena sang suami tak doyan durian, akhirnya S seorang diri mendatangi salah satu lapak pedagang durian. Namun di saat itu, S mendapati kata-kata tak mengenakan hati dari si penjual durian.

"Si pedagang durian ini sudah nyapa saya dengan kata-kata gak enak. Gede-gede nih mbak duriannya, kayak badan mbak," kata S menirukan perkataan penjual durian, Jumat, 3 Januari 2025.

Merasa dilecehkan, S hanya tersenyum karena masih menganggap itu hanya gurauan semata. Namun ternyata, istilah 'body shaming' yang dilakukan penjual duren terjadi tidak hanya sekali.

Perkataan tak mengenakan itu kembali keluar dari mulut si pedagang duren.

"Terus saya bilang, Bang kecil-kecil duriannya, dia jawab lagi, kalau gede mah badan mbak, ini gede mbak," ucap S.

Kedua kalinya mendapat perkataan tak mengenakan, S masih bisa menahan emosi. Kemudian S membeli 3 durian seharga Rp100 ribu dan membayar melalui Qris.

Saat itu lah S kembali mendapat cemoohan dari si tukang duren untuk ketiga kalinya.

"Saya bilang lagi ke dia, bang sudah nih Rp100 ribu kan ya? Dia jawab lagi, iya mba, ngomongnya jangan gede-gede kaya badan mbak aja. Saya masih enggak marah," ujar korban.

Namun untuk yang keempat kalinya, S tidak bisa lagi menahan kesabarannya. Perkataan si tukang durian kali ini sangat keterlaluan.

"Keempat kalinya, habis bayar dia ikati durian saya. Dia bilang lagi, nih mbak duriannya gede-gede. Sudah diikat kaya badan mbak, badan mbak besar kayak badak sambil ketawa-ketawa," cerita menirukan ucapan si penjual duren.

Karena dunilai sudah keterlaluan, sambil menangis, S pun memaki si tukang durian.

"Saya juga lempar keranjang plastik kalau gak salah dua ke badan dia sama tisu karena saya kesal," ucapnya.

Tak lama suaminya datang, dan mendapati S sedang menangis di depan lapak penjual durian. S pun menceritakan kejadian yang dialaminya pada sang suami.

"Suami saya langsung maki tukang durian dengan gebrak meja dan marah-marah dengan kata-kata kasar. Namun, suami saya gak mau main tangan karena takut salah di mata hukum," ujarnya.

Setelah puas memaki pedagang durian, korban S bersama suami pun bergegas meninggalkan lokasi kejadian. Korban juga berencana membuat laporan polisi ke Polres Metro Jakarta Timur.