Bagikan:

JAKARTA - Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Mohamad Tonny Harjono mengatakan pihaknya akan kedatangan beberapa unit pesawat tempur T-50 buatan Korean Aerospace Industries (KAI) tahun 2025.

"Saya sudah melihat sendiri ke KAI, Korea Airspace Industry, bagus sekali dan ini sudah kita gunakan juga pesawat ini, dan kita akan mendapatkan lagi mulai dari kedatangannya di tahun 2025-2026," kata Tonny saat membuka acara forum diskusi di Mabes AU, Cilangkap, Jakarta Timur (Jaktim), Senin 30 Desember, disitat Antara.

Dalam sambutannya, Tonny tidak menjelaskan berapa unit pesawat yang akan datang pada masa waktu 2025-2026 nanti.

Tonny juga tidak menjelaskan secara rinci nilai kontrak pembelian pesawat tempur itu. Dia hanya menjelaskan pesawat tersebut dihadirkan untuk ditempatkan di beberapa skuadron demi memperkuat pertahanan udara Indonesia.

Lebih lanjut, tidak hanya pesawat tempur T-50, Tonny mengatakan TNI AU juga akan kedatangan beberapa unit pesawat dalam kurun waktu beberapa tahun ke depan.

Beberapa unit yang akan datang di antaranya jet tempur jenis Rafale dari Dassault Aviation Prancis pada 2026.

Kementerian Pertahan (Kemenhan) tercatat telah membeli 42 unit jet tempur pabrikan Prancis itu setelah kontrak pembelian tahap ketiga untuk 18 unit terakhir efektif.

Selain itu, TNI AU juga akan kedatangan pesawat tanpa awak Anka sebanyak 12 unit yang dibeli dari Turkish Aerospace tahun ini.

Dalam kontrak kerja sama yang telah diteken Kementerian Pertahanan tahun ini, dijelaskan enam pesawat akan dirakit di Indonesia sedangkan sisanya dikirim selama 32 bulan setelah kontrak berlaku.

Dengan adanya penambahan alat utama sistem senjata itu, Tonny berharap pertahanan udara Indonesia semakin kuat.

Telah membeli T-50

Sebelumnya, Kemenhan telah meneken kontrak pembelian pesawat T-50 pada 2021. Pesawat tersebut dibeli dengan nilai kontrak sebesar 240 juta dolar AS untuk digunakan sebagai pesawat latih para penerbang tempur TNI AU.

Jika berdasarkan kontrak yang disetujui antara Kemhan dan KAI kala itu, pengiriman pesawat dilakukan secara bertahap mulai 16 Desember 2021 hingga 30 Oktober 2024.

Pembelian tersebut bukanlah yang pertama dilakukan pemerintah Indonesia. Di tahun 2011 pemerintah juga telah membeli 16 unit pesawat tempur asal negeri ginseng itu dengan nilai kontrak sebesar 400 juta dolar AS.